REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Curve, startup asal London, Inggris, ini mampu meraup hasil senilai 2 juta euro. Curve bahkan mendapat pendanaan dari beberapa investor sebesar 3,5 juta euro.
Penghasilan tersebut diperoleh Curve dari banyak mitra yang menggunakan jasanya. Para mitra tersebut bahkan memberikannya dalam bentuk uang tunai.
"Kami sudah on track visi sejak dua tahun lalu, kami selalu mendapat respon fantastis dari user," kata Chief Executive Officer (CEO) sekaligus Founder Curve Shachar Bialick dilansir laman Businessinsider.com Selasa (20/9).
Ketika mulai berjalan, Curve langsung membuat single platform guna menjadi tempat transaksi finansial. Bahkan sejak mendapat pendanaan dari Connect Ventures (VC), Curve langsung menyasar consumer space.
Curve merupakan startup yang membuat 'smar't MasterCard sehingga bisa dikendalikan melalui aplikasi. Pengguna bahkan tak perlu lagi membawa dompet.
Curve memudahkan pemilik kartu, entah itu kartu kredit atau debit, untuk menggunakannya melakui aplikasi. Hal tersebut membuat pengguna tak perlu lagi membawa dompet tebal berisi uang tunai atau kartu. Di dalam aplikasi terdapat fitur untuj digunakan pengguna memilih jenis kartunya.
Tahun lalu, American Express (AmEx) sempat melakukan block terhadap Curve. AmEx menyatakan, terdapat fitur miroring card yang kemudian bisa ditukar dengan AmEx poin. Namun beberapa kasus membuat AmEx tidak bisa memroses poin tersebut.
Hal tersebut bukan masalah besar bagi Curve. Bahkan tahun depan, Curve memiliki target lebih besar lagi. Curve juga akan mendapat beberapa pendanaan dari institusi finansial.