Selasa 11 Oct 2016 20:13 WIB

Algeria Punya Pusat Rehabilitasi Kecanduan Internet

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ilham
Internet
Internet

REPUBLIKA.CO.ID, KONSTANTINE -- Para pakar kesehatan di Algeria percaya bahwa kecanduan internet telah jadi masalah. Tidak hanya kecanduan rokok, narkoba, dan alkohol, internet pun membawa dampak buruk.

"Saat bicara soal kecanduan, biasanya orang bicara soal tiga masalah di atas, tapi beberapa orang lebih sulit melawan internet, terutama Facebook," kata Ketua staf medis pusat perawatan kecanduan klinik Bachir Mentouri di Konstantine.

Algeria kini mulai berkembang dengan mulai banyaknya pusat rehabilitasi kecanduan internet. Klinik-klinik ini membantu mereka yang menderita obsesi terhadap situs-situs di internet.

Di Korea Selatan, dibangun kamp-kamp detox digital yang sudah merawat ribuan anak-anak. Menurut Kementerian Keluarga Korsel, 14 persen remaja Korsel sudah kecanduan internet.

Tidak seperti Korsel, angka kecanduan di Algeria sangat rendah. Sistem jaringan untuk terhubung dengan internet masih minim. Algeria baru meluncurkan layanan 3G dalam tiga tahun lalu.

Penetrasi internet pun masih relatif rendah, yakni sekitar 32,8 persen dari populasi 40 juta orang. Masalahnya, terletak pada penggunaan yang berlebihan. "Semakin banyak pengguna internet yang kehilangan kendali," kata Direktur departemen rehabilitasi Bachir Mentouri, Dr Raouf Bougouffa.

Pakar kesehatan di klinik menatakan penggunaan berlebihan telah mulai jadi isu nasional. Psikolog di pusat rehab, Dr Sihem Hemadna mengatakan gejala yang timbul mirip seperti kecanduan obat. "Ketika mereka tidak bisa online, fanatik web akan merasa gelisah, menunjukkan agresivitas hingga kecemasan," kata dia. Hemadna mengatakan kecanduan ini nyata dan kadang bermasalah.

Sejak Mei, ia telah bertemu sekitar 100 pasien yang menghabiskan seluruh waktunya dengan online. Mulai matahari terbit hingga matahari terbenam. Mereka biasanya terlibat dalam forum atau media sosial. Bahkan, mereka tidak istirahat untuk makan atau ke kamar mandi.

Konsekuensinya, kondisi fisik mereka menurun. Sebagian besar anak mengalami sakit punggung, mata merah hingga sakit kepala. Pasien-pasien di klinik beragam mulai dari umur 15 hingga 40 tahun.

Hemadna mengatakan, para pasien ini biasanya menerima perawatan sesuai kadar kecanduannya. Seperti misalnya empat bulan perawatan untuk kecanduan akut. Hemadna mengaku hasilnya tidak instan dan langsung sembuh.

Program rehab internet ini seluruhnya dibayar oleh pemerintah. Boualem mengatakan, perawatan rehab meliputi evaluasi psikologi, pertemuan, interview, terapi individu dan kelompok, relaksasi, meditasi hingga diputuskan bagaimana cara perawatannya. "Latihan fisik dan terapi musik juga digunakan untuk mengurangi kecenderungan," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement