REPUBLIKA.CO.ID, Sebanyak 81 persen pengguna internet melakukan aktivitas keuangan daring dan hanya 44 persen menyimpan data keuangan pada perangkat yang terkoneksi internet. Hal itu berdasar penelitian yang dilakukan oleh Kaspersky Lab.
Semakin banyaknya pengguna yang mengelola keuangan secara daring menyebabkan semakin banyak pula penjahat siber yang mencari peluang untuk mendapatkan dana.
"Penjahat siber terus mencari cara-cara terbaru untuk mengeksploitasi dan menipu konsumen dan itulah mengapa penting sekali bagi pengguna internet agar mereka tetap waspada di setiap saat," kata Head of the Anti-Malware Research Team di Kaspersky Lab Vyacheslav Zakorzhevsky dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (20/2).
Berdasarkan penelitian itu, hanya 60 persen dari pengguna internet yang melindungi semua perangkat mereka. Menurut Vyacheslav, perilaku terhadap keamanan daring dipengaruhi oleh pemikiran keliru, yakni pengguna menganggap dana yang hilang akan otomatis dikembalikan.
Berdasarkan penelitian itu, sebanyak 45 persen mengatakan mereka beranggapan dana yang hilang akan diganti oleh pihak bank. Namun, penelitian menunjukkan, 52 persen pengguna yang terkena imbas dari aksi kejahatan keuangan daring tidak menerima kembali keseluruhan dana mereka yang dicuri.
"Para penjahat siber bisa melakukan kejahatan keuangan melalui malware, phishing dan yang lainnya," tutur Vyacheslav.
Ia mengatakan cara terbaik untuk melindungi keuangan secara daring adalah dengan memastikan tidak menjadi korban dan melakukan pengamanan.