REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengguna Twitter sekarang tak perlu lagi bingung mempersingkat cicitannya. CEO Jack Dorsey mengonfirmasi pada Selasa (26/9) kemarin bahwa Twitter menambah jumlah karakter status menjadi dua kali lipat.
"Perubahan kecil ini membawa pengaruh yang besar," terang Jack melalui akun Twitter resminya, @Jack. Jika sebelumnya para pengguna hanya bisa menuliskan sebanyak 140 karakter, maka sekarang mereka bebas menulis hingga 280 karakter.
Sebelumnya pembatasan 140 karakter ini didasarkan pada jumlah karakter ketika mengirim satu SMS. Satu SMS bisa memuat hingga 160 karakter. Twitter memangkas 20 karakter lainnya sebagai tempat untuk mencantumkan ID pengguna.
Layanan 280 karakter sampai saat ini masih pada tahap uji coba sehingga belum dapat dinikmati pengguna di seluruh dunia. Dikutip dari laman The Verge, keputusan media sosial berlogo burung biru ini untuk menambah karakter berangkat dari kesusahan pengguna mencicitkan kata-kata dalam bahasa Inggris.
Pengguna melayangkan protes ke Twitter karena 140 karakter dipandang tak cukup mengakomodir kata-kata yang akan diunggah. Meski demikian, sebenarnya tak semua negara bermasalah dengan batasan karakter ini.
Dalam sebuah unggahan di blog, Product Manager Twitter Aliza Rosen mengungkapkan kebutuhan karakter berbeda antar negara. Jepang, Korea, dan Cina adalah contoh negara yang tak bermasalah dengan 140 karakter.
Ini karena di ketiga negara itu pengguna dapat menuliskan lebih dari satu informasi dalam satu karakter. Sebagai contoh, huruf katakana atau hiragana di Jepang memuat lebih dari satu huruf sehingga pengguna menghemat lebih banyak karakter ketimbang jika mencicit dalam bahasa Inggris.