Sabtu 30 Dec 2017 12:26 WIB

Startup Growpal, Pertemukan Investor dan Penambak Ikan

Rep: Nora Azizah/ Red: Winda Destiana Putri
Startup. Ilustrasi
Foto: expertbeacon.com
Startup. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan banyak studi yang dihimpun Startup Growpal, potensi perikanan laut di Indonesia sangat besar. Growpal mencoba menangkap peluang tersebut dengan mendirikan platform Growpal yang fokus pada perikanan di dalam negeri.

Co-founder dan Chief Executive Officer (CEO) Growpal Ahmad Rizqy Akbar mengatakan, Growpal berdiri untuk membantu permasalahn modal para nelayan di Indonesia. "Mereka umumnya hanya mempunyai tambak, tidak aman untuk jaminan," jelas Ahmad, beberapa waktu lalu. Para nelayan berbeda dengan peternak yang memiliki kandang. Setidaknya peternak masih memiliki jaminan, tidak seperti nelayan.

Sebagai platform Growpal menghubungkan antara investor atau pemilik dana dengan para nelayan yang membutuhkan modal. Ada dua jenis investasi yang bisa dipilih, yakni Crowd Investing dan Premium Investment. Untuk opsi Crowd Investing, para investor bisa mengisi satu tambak dengan penanaman modal mulai dari Rp 100 ribu. Namun untuk pilihan Premium Investment biasanya bagi para investor dengan jumlah dana cukup besar, dimulai dari belasan juta rupiah. Investor besar tersebut biasanya akan menguasai satu tambak.

Ahmad menjelaskan, Growpal berbeda dengan platform online di bidang perikanan yang sudah ada sebelumnya. Ada platform online yang menggunakan teknologi Internet of Things (IoT) untuk memantau pemberian makan ikan, atau ada pula yang fokus pada ikan air tawar. Sementara Growpal saat ini fokus untuk produk hasil laut, seperti udang, kerapu, dan mutiara. Saat ini, permintaan pasar yang sangat tinggi cukup sulit untuk dipenuhi. Dalam memudahkan perputaran uang, Growpal sudah menjalin kerja sama dengan beberapa pembeli, di antaranya pabrik hingga eksportir. Dengan demikian saat musim panen berlangsung tidak khawatir dari sisi penjualan.

Kerja sama tersebut juga membuat investor tak perlu takut investasinya tidak berjalan. Kemudian untuk pembagian hasil, Growpal mendapatkan 15 persen dari total transaksi, kemudian 35 persen bagi nelayan, dan 55 persen untuk investor. Startup asal Surabaya ini sejak awal 2017 sudah mendapatkan pendanaan hingga Rp 3 miliar, dan bisa melakukan ekspor 400 ton kerapu serta 50 ton udang setiap bulan. Saat ini para nelayan atau peternak ikan yang bekerja sama berasal dari Pacitan, Sumbawa, Banyuwangi, Situbondo, dan Bali.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement