REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Sydeco, perusahaan pengembang keamanan internet asal Yogyakarta, menganggap keamanan data sebagai peran terpenting dalam jaringan internet. PT Sydeco mencoba memboyong teknologi keamanan data berupa perangkat lunak Secure System Transmission (SST) untuk sistem keamanan.
Presiden Direktur PT Sydeco Patrick Houyoux mengatakan, teknologi tersebut diciptakan melalui serangkaian riset mendalam dengan meneliti beragam kasus pencurian dan pembobolan data yang pernah terjadi sebelumnya. "SST merupakan sebuah sistem keamanan data dengan dua 'agen cerdas', yakni penerima dan pengirim data," ujarnya dalam acara peluncuran perangkat keamanan terbaru PT Sydeco di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Platform berfungsi melindungi data secara otomatis atau dengan pengaturan tertentu sesuai keinginan pengguna. Agen pengirim akan mengubah data ke dalam gelombang dengan warna-warna berbeda bergantung pada isi data. Kemudian agen penerima mengubahnya kembali ke dalam bentuk data awal. Saat terjadi pencegatan data atau pengiriman ke tujuan yang salah, maka secara otomatis data akan hilang.
Sebagai contoh, SST digunakan pada sebuah institusi pemerintahan. Apabila ada pihak yang menggunakan data, yakni mengirim atau mengambil tanpa izin, maka sistem akan melakukan tindakan dengan melenyapkan data. Seluruh kegiatan di dalam platform bisa diakses secara real time. SST bisa melindungi beragam bentuk data, seperti gambar, teks, hingga percakapan telepon.
PT Sydeco sebelumnya sudah meluncurkan Secure System of Payment (SSP) untuk keamanan transaksi keuangan. Sistem tersebut sudah diluncurkan sejak 2016 lalu dan digunakan organisasi besar Badan Zakat Nasional (Baznas).