REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Teknologi kian canggih membuat masyarakat bisa online dimana saja dan kapan saja. Termasuk para remaja yang dengan mudah menggunakan media sosial.
Namun kini tak perlu khawatir, Facebook baru-baru ini memberikan remaja tips untuk istirahat dari situs web atau media sosial. Hal ini dilakukan karena ada kekhawatiran terlalu banyak penggunaan media sosial bisa menyebabkan stres.
Facebook mengatakan kepada para pengguna muda bahwa "OK untuk mengambil jeda media sosial" jika mereka merasa tertekan pada jaringan sosial dan menghabiskan beberapa waktu di dunia nyata. Mereka juga menyarankan pengguna muda berhenti menggunakan Facebook jika situs itu membuat Anda merasa sedih atau stres.
Nasihat itu muncul sebagai bagian dari "Youth Portal" Facebook , sebuah situs yang menawarkan saran tentang bagaimana remaja harus menggunakan media sosial.
Saran itu tampaknya kontras dengan upaya Facebook sendiri untuk mendapatkan lebih banyak orang muda di jejaring sosial, seperti melalui aplikasi Messenger Anak-nya , yang ditujukan untuk anak-anak di bawah usia 13 tahun.
Seperti dilansir dari laman Telegraph, Rabu (16/5), Penasihat Kesehatan yang juga anggota parlemen Inggris Jeremy Hunt, telah mengkritik perusahaan media sosial karena gagal melindungi anak-anak dan menuntut aplikasi memperkenalkan batas waktu.
Tak heran kemudian CEO Facebook Mark Zuckerberg untuk mendorong lebih banyak "interaksi sosial yang bermakna" di Facebook. Sehingga Youth Portal pun kadang berisi saran seperti kalimat "berpikir selama lima detik sebelum Anda berbicara" dan "jika Anda melihat sesuatu, katakan sesuatu".
Dalam sebuah unggahan Global Safety Policy Programs Manager Karuna Nain mengatakan, sejak awal Mei pihaknya memberikan tips bagi remaja di News Feed. Facebook mengatakan mereka mengharapkan melihat beberapa penurunan jumlah pengguna karena mendorong keterlibatan yang lebih besar di jejaring sosial.
Menurut sebuah penelitian di AS, pengalaman seperti Netflix dan Spotify jauh lebih bermanfaat. Sementara hampir semua jaringan sosial menyebabkan peserta merasa kurang bahagia.
Facebook adalah yang terburuk dengan hanya 29 persen yang mengatakan mereka merasa lebih baik setelah masuk ke situs, dan 16 persen melaporkan merasa kurang bahagia.