REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kepala Eksekutif Otoritas Pasar dan Kompetisi Inggris (CMA) Andrea Coscelli mengatakan, studi pasar di dunia digital akan membantu lebih jauh untuk melihat cara kerja platform online. Terutama bagaimana mereka mengumpulkan dan menggunakan data pribadi.
"Bagaimana mereka menghasilkan uang dari konten mereka melalui iklan digital, dan apa artinya ini untuk kompetisi," kata dia, Kamis (4/7).
CMA menyelidiki cara Google dan Facebook mengumpulkan dan mengeksploitasi data pribadi dan telah menggunakan kekuatan mereka untuk mendominasi pasar periklanan digital Inggris senilai 13 miliar poundsterling.
Investigasi tersebut dilakukan CMA, terhadap dua pemain terbesar yakni Google dan Facebook. Ini untuk melihat apakah konsumen mampu dan mau mengendalikan bagaimana data tentang mereka digunakan dan dikumpulkan.
Temuan dari pekerjaan tersebut akan digunakan untuk memengaruhi arah kebijakan dan regulasi di sektor digital. Pada Maret lalu, kanselir Philip Hammond meminta CMA untuk meninjau pasar periklanan digital setelah rekomendasi yang dibuat dalam laporan independen untuk Departemen Keuangan oleh Jason Furman.
Laporan tersebut menyimpulkan bahwa studi pasar formal harus diluncurkan ke pasar iklan digital Inggris yang didominasi oleh dua pemain tersebut dan terjadi kurangnya transparansi.
Tahun lalu, dua pengiklan terbesar di dunia, Procter & Gamble dan Unilever, mengancam akan menarik iklan dari Facebook dan YouTube Google kecuali jika jejaring sosial itu membersihkan berbagai "sampahnya".
Dalam tinjauan Furman, seorang profesor dari Harvard, disebutkan bahwa unit pasar digital baru harus didirikan di Whitehall dan dikelola oleh orang-orang dengan keahlian teknologi dan dilengkapi dengan kekuatan untuk mengatur dan menegakkan persaingan yang lebih besar.