REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia menjadi pasar potensial industri e-Sports di Asia Tenggara. Dari industri ini telah mencatatkan keuntungan 880 juta dolar AS atau sekitar 12 triliun rupiah sejak 2017.
Chairwoman IDBYTE 2019, Sintha Dhanurwardoyo mengatakan, dari laporan Newzoo, organisasi yang berfokus pengumpulan data dan riset gaming, tercatat Indonesia mempunyai 43,7 juta gamers. Dari data tersebut di mana 55 persennya rela merogoh kocek untuk kepentingan gim.
"Jika dilihat dari pertumbuhan tahunan pegiat e-Sports di Indonesia mencatatkan angka 38,2 persen per tahun," kata dia ditemui dalam gelaran teknologi terbesar IDBYTE 2019 di ICE BSD Tangerang, Jumat (13/9).
Gelaran teknologi terbesar di Indonesia IDBYTE 2019 resmi digelar dengan mengusung tema Gaming for Change sebagai babak baru industri olahraga elektronik (e-Sports). Acara yang akan berlangsung di ICE BSD Tangerang pada 13-14 September 2019 ini, akan dihadiri para pakar olahraga teknologi hingga turnamen PlayerUnknown Battleground (PUBG) mobile.
Dengan tingginya keterlibatan para pihak dalam e-Sport di Indonesia, kata Shinta, menjadi potensi yang baik bagi perusahaan untuk terlibat dalam industri ini dan menjadikan sebagai alat pemasaran baru. "E-Sport bukanlah sekedar kompetisi gim dan fenomena global yang sedang naik daun semata, tapi merupakan industri yang sustainable dan sedang tumbuh pesat, serta memberikan manfaat secara berkelanjutan," kata dia.
Tahun ini, IDBYTE 2019 diproyeksikan menjadi pintu masuk menuju babak baru industri e-Sports. Baik pemerintah serta pelaku gim dapat lebih dalam menggali potensi yang bisa dimaksimalkan. "Mari berperan aktif dalam membangun industri ini bersama-sama," kata dia.
Kegiatan ini digelar untuk mengedukasi masyarakat akan potensi dan manfaat positif yang bisa dihasilkan dari industri e-sport. "Hari ini kami ingin memberikan edukasi tentang industri ini. Dan akan ada beberapa pembicara dari berbagai background dan pemain besar. Ini akan menarik," kata Sinta.