REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komputer pribadi ternyata dapat disusupi menggunakan akses jarak jauh oleh penipu internet atau scammer. Mereka akan menggunakan segala macam dalih, mulai dari pemecahan masalah teknis hingga investigasi kejahatan siber.
Perusahaan perangkat lunak antivirus, Kapersky, mengungkapkan trik yang mungkin digunakan oleh scammer ini.
Pertama, bantuan teknis palsu. Skenario ini membutuhkan beberapa aktivitas pemecahan masalah. Kemudian, scammer akan membebani kliennya dengan biaya mahal.
Menurut siaran pers yang diterima Republika, Jumat (11/10), hal ini pernah dilakukan beberapa orang dari India beberapa waktu yang lalu. Setelah akses jarak jauh diaktifkan, mereka akan menginstall perangkat lunak tidak jelas pada komputer target. Mereka juga meminta bayaran atas pekerjaan yang tidak pernah diminta sebelumnya.
Contoh di kehidupan nyatanya adalah klien British Provider BT. Para pelaku kejahatan siber mencuri data keuangan dan mencoba menarik sejumlah uang dari rekening mereka. Lebih parahnya dalam banyak kasus, para penipu ini menargetkan pengguna yang memiliki masalah terhadap koneksi dan sebelumnya telah menghubungi provider mereka untuk mendapatkan bantuan.
Terkadang dalih dukungan teknis dapat mempengaruhi target jauh lebih baik, apalagi jika ditambah dengan menggunakan informasi nama, alamat, nomor telepon, dan data pribadi korban mereka.
Seringkali para penipu tidak menelpon targetnya, tetapi justru mendesak target untuk memanggil mereka. Misalnya, mereka mungkin mengklaim target perlu memperbarui langganan untuk beberapa perangkat lunak dan meminta membantu menginstalasi pembaruan tersebut. belum lagi situs website palsu yang mungkin ditemui secara tidak sengaja saat mencari solusi permasalahan.
Kedua, mengaku sebagai polisi dan memerlukan akses jarak jauh. Beberapa penipu bahkan melangkah lebih jauh hingga menyamar sebagai petugas kepolisian yang memerlukan bantuan untuk memburu para pelaku kejahatan siber.
Mereka akan mengklaim komputer target digunakan untuk mengirim pesan penipuan. Selanjutnya, penipu meminta akses ke komputer dan perbankan daring seakan untuk menjebak para scammer.
Jika target mempertanyakan tindakan yang mereka lakukan, penipu akan mengancam mereka dengan tuduhan telah mengganggu proses penyelidikan. Namun, ketika target menyerah dan membiarkan penipu masuk ke komputer dan akses perbankan daringnya, mereka akan secara efektif membersihkan rekening bank milik target.
Para penipu tadi akan memainkan peran terpentingnya. Yakni, pemberitahuan berulang bahwa mereka membutuhkan sejumlah uang yang perlu ditransfer demi menangkap para pelaku kejahatan siber.