Rabu 13 Nov 2019 18:02 WIB

Google Kini Bisa Akses Data Kesehatan Jutaan Orang

Google bisa akses jutaan data kesehatan di 21 negara bagian Amerika Serikat (AS).

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Nora Azizah
Google (Ilustrasi)
Foto: Pexels
Google (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANCISCO -- Perusahaan holding bentukan Google, Alphabet Inc, menandatangani layanan data kesehatan dan komputasi dengan Ascension, sistem kesehatan non-profit terbesar. Dalam kesepakatannya, kedua pihak akan memberikan upaya berupa akses ke kumpulan data yang dapat membantu menyempurnakan kecerdasan buatan (AI).

Hingga kini, Google dan Ascension, telah mengoperasikan sekitar 150 rumah sakit dan lebih dari 50 fasilitas tempat tinggal paruh baya di seluruh Amerika Serikat (AS). Dalam pelaksanaanya, mereka mengatakan bahwa penyedia layanan kesehatan, akan memindahkan beberapa data dan alat analisis dalam fasilitasnya ke server Google.

Baca Juga

Kesepakatan itu memang sudah ada sejak Juli lalu, namun mulai menarik perhatian pada Senin kemarin, setelah Wall Street Journal (WSJ) menginformasikan bahwa Google, akan mendapatkan informasi pribadi yang berhubungan dengan kesehatan. Setidaknya informasi tersebut berasal dari jutaan orang, di 21 negara bagian Amerika Serikat.

WSJ melaporkan bahwa data yang terlibat dalam proyek tersebut merupakan hasil dari laboratorium, diagnosa dokter, dan catatan rawat inap. Lebih jauh, data tersebut juga masuk dalam kategori lain, yang mencakup jumlah sejarah kesehatan lengkap, bersama dengan nama pasien dan tanggal lahir

Namun demikian, Google beranggapan bahwa data kesehatan dari pasien tidak akan disangkut pautkan atau digabungkan dengan data konsumen lainnya yang dihimpun Google. “Data pasien "Ascension" adalah penatalayan data, dan kami menyediakan layanan atas nama mereka," tulis presiden produk dan solusi industri di Google Cloud, Tariq Shaukat, seperti dilansir Reuters, Rabu (13/11).

Dalam keterangannya, Ascension mengatakan bahwa kemitraan ini sesuai dengan Portabilitas dan Akuntabilitas Asuransi Kesehatan (HIPPA) yang melindungi informasi medis. Ascension mengatakan, ini bertujuan agar pihaknya bisa menggunakan AI untuk membantu meningkatkan efektivitas klinis serta keselamatan pasien.

Lebih jauh, posting blog Google memang tidak menyebutkan AI secara khusus, tetapi mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan itu masih dalam tahap pengujian awal. Khususnya, tentang bagaimana memanfaatkan data Ascension dengan lebih baik.

Sebagai informasi, Google telah menghabiskan beberapa tahun untuk mengembangkan kecerdasan buatan. Hal tersebut dilakukan agar bisa secara otomatis menganalisis pemindaian MRI dan data pasien lainnya untuk mengidentifikasi penyakit dan membuat prediksi, yang bertujuan untuk meningkatkan hasil dan mengurangi biaya.

Informasi itu mengikuti pengumuman sebelumnya dari Google, di mana pihaknya akan membeli Fitbit Inc (FIT.N) sebesar USD 2,1 miliar. Dengan tujuan, untuk memasuki segmen produk yang dapat dikenakan dan berinvestasi dalam kesehatan digital.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement