Rabu 09 Mar 2016 11:04 WIB

Gerhana Ternyata Buat Lumba-Lumba Cenderung Lebih Tenang

Rep: Rossi Handayani/ Red: Indira Rezkisari
Lumba-lumba di Ocean Dream Samudra Ancol.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Lumba-lumba di Ocean Dream Samudra Ancol.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Biodiversitas dan Konservasi, Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Hagi Yulia Sugeha mengatakan, terdapat perubahan perilaku pada lumba-lumba selama Gerhana Matahari Total (GMT) terjadi, Rabu (9/3). Hewan ini menurutnya lebih banyak berdiam diri saat pengamatan berlangsung selama 10-15 menit.

"Yang paling dominan dia berdiam diri, nyaris tidak melakukan aktivitas berenang yang melompat-lompat dan bergulung-bergulung," kata Yuli di Ocean Dream Samudra Ancol, Jakarta, Rabu (9/3).

Padahal mamalia laut ini saat di alam terbuka kerap melompat sampai 2-5 meter, bahkan ada yang sampai 10 meter. Akan tetapi saat GMT berlangsung tidak ada yang melompat, hanya ada yang menimbulkan kepala untuk bernapas dan tidak menggulingkan badan. Kemudian lumba-lumba juga telentang untuk beristirahat, sebab ia merasakan saat itu malam hari.

Ia mengungkapkan, ada yang mempengaruhi lumba-lumba, sehingga timbul perubahan hormon dalam tubuh yang memicu stres sehingga dia merasa takut. Menurutnya hal tersebut normal, dalam diri manusia pun turut terjadi.

Yuli mengatakan idealnya penelitian dilakukan di daerah alam terbuka dengan menggunakan kapal. Sejauh ini menurutnya nyaris tidak pernah ada pengamatan, namun kemungkinan ada tetapi di luar, seperti Amerika dan Eropa.

"Secara ilmiah penelitian ini belum memenuhi standar sepenuhnya, karena banyak orang. Tapi karena ini ada unsur edukasi, saya kira ini sudah lebih dari cukup," ujarnya.

Pada prinsipnya mamalia laut hidup di alam terbuka, seperti lumba-lumba bermigrasi jarak jauh. Hewan ini datang dari pasifik memasuki perairan Indonesia maupun samudra hindia.

Ia mengatakan, pada perairan Indonesia sendiri penuh dengan keragaman mamalia laut, terutama di bagian Nusa Tenggara. Dari kondisi yang tinggi keragaman, lumba-lumba menjadi makhluk yang paling sensitif, salah satunya karena dia sangat dekat dengan manusia.

"Seperti ini GMT kita pingin lihat aktivitas alamiah tetap berjalan apa tidak, dan dari pengamatan kita tadi, di sini Ocean Dream kita lihat, ternyata walaupun pada kondisi yang sudah diatur di Ancol, ini masih terlihat karakter alamiah yang pada dasarnya memiliki insting melindungi diri," paparnya.

Ia menjelaskan, lumba-lumba merespons perubahan lingkungan di mana terjadi gelap seperti malam hari. Pada dasarnya hewan ini tidak tidur, ia beristirahat dengan lebih banyak menyembunyikan diri di bawah kolom air sekitar dua sampai tiga meter. Sekali-kali ia bernapas memunculkan moncongnya ke permukaan.

Adapun Taman Impian Jaya Ancol sebagai salah satu kawasan wisata edutainment terbesar di Indonesia menggelar kegiatan pengalaman efek Gerhana Matahari Total (GMT) satwa yang berada di Ocean Dream Samudra, Rabu (9/3). Ancol mengajak pelajar Sekolah Rakyat Ancol dan komunitas Teens Go Green bersama-sama mengamati perubahan prilaku hewan salah satunya lumba-lumba.

Salah satu peserta pengamatan, siswi kelas tujuh sekolah Rakyat Ancol, Vanesa Rosea mengaku senang dengan adanya kegiatan GMT di Ocean Dream Samudra. Ia dapat mengetahui ilmu baru yang sebelumnya belum pernah ia dapatkan.

"Saya senang karena bisa tahu banyak hal. Saya bisa mendapatkan ilmu tentang lumba-lumba," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement