Kamis 08 Sep 2016 20:13 WIB

Alat Penyaring Minyak Mahasiswa UB Raih Penghargaan Dunia

Rep: Lintar Satria/ Red: Ilham
Minyak Jelantah
Minyak Jelantah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jurusan Teknik Mesin dan Jurusan Teknik Kimia menciptakan alat untuk menyaring minyak jelantah menjadi minyak layak pakai. Alat yang dinamakan Zuvier Purify Oil Filter ini berhasil meraih penghargaan berupa Gold Medals pada kompetisi internasional The 3rd International Young Inventors Award (IYIA) di Surabaya Convention Hall, 6-8 September 2016.

Dalam proses pengerjaan alat, tim dibagi menjadi dua grup. Tim dari Teknik Kimia melakukan riset untuk mengubah minyak jelantah menjadi minyak layak pakai. Sedangkan tim dari Teknik Mesin bertugas mendesain alat, membuat otomatisasi alat, pengkodean alat, dan konsep alat.

"Kita menganalisa adsorbent apa yang dapat menyerap kadar FFA lemak jenuh yang terkandung dalam minyak jelantah hingga minyak hasil penyaringan bisa dipakai kembali," kata Sofia, koordinator dari Tim Teknik Kimia, dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (8/9).

Sofia melanjutkan, hasil riset tim ini telah diuji coba di Laboratorium Pengujian Mutu dan Keamanan Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya. Hasil uji coba pun menunjukkan hasil yang memuaskan dan memenuhi standar SNI. "Kami juga menganalisa bahan-bahan apa saja yang layak dan tidak menimbulkan bahaya jika di gunakan," imbuhnya.

Sementara, Indra Barani, koordinator dari tim Teknik Mesin, menerangkan bahwa prinsip kerja alat Zuvier Purify Oil Filter terdiri dari tiga mekanisme. Yakni pemanasan, pengadukan, dan terakhir penyaringan. Ketiga inti proses tersebut digabungkan menjadi 6 bagian dimana setiap bagian ditempatkan pada setiap wadah yang berbeda.

Pada proses penyaringan yang terdapat pada filter pertama, minyak jelantah akan disaring dari kotoran hasil penggorengan yang berupa padatan. Setelah tersaring, pompa vakum akan menyala agar minyak dari filter ke-1 mengalir ke dalam filter ke-2.

"Pada filter ke-2 terjadi proses pemanasan hingga suhu minyak mencapai 150°C. Gunanya untuk menghilangkan air, karena pada suhu 100°C air akan berubah fasa," jelasnya.

Pada filter ke-2 terdapat sensor suhu berupa termokopel. Dari sensor inilah kondisi dalam filter dapat terkontrol. Setelah suhu mencapai 150°C, pompa vakum akan menyala kembali untuk mengalirkan minyak dari filter ke-2 menuju filter ke-3.

Kemudian, selenoid (valve otomatis) akan terbuka atau tertutup secara otomatis sebagaimana program yang telah dibuat berdasarkan sensor suhu. Lalu pada filter ke-3, 4, dan 5 terdapat proses pemanasan dan pengadukan selama 1 jam dengan suhu 150°C.

"Delay setiap proses kami atur selama 2 detik dan vakum akan bekerja selama 2 menit, pada filter ke-3 terdapat zeolit yang berfungsi untuk menghilangkan kadar lemak jenuh," terangnya.

Lebih lanjut, pada filter ke-4 terdapat arang aktif yang berfungsi sebagai bahan yang dapat mengurangi kadar logam pada minyak jenuh. Dan pada filter ke-5 terdapat bentonit sebagai permurni minyak dari segi warna.

"Pada filter ke-3, 4, dan 5 semua proses sama, hanya saja berbeda bahan yang ada di dalamnya, lalu filter ke-6 adalah hasil produk yang disaring kembali agar minyak yang dihasilkan benar-benar bersih dari padatan," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement