REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guy Freidman Reshef mungkin tidak akan menyangka penemuannya bisa bermanfaat bagi masyarakat dunia. Semua bermula saat Freidman memiliki teman seorang suku badui dari Israel.
Dia sadar bahwa penduduk setempat mengonsumsi susu kambing yang tidak steril. Masyarakat badui setempat lebih suka susu kambing daripada sapi karena mengandung banyak nutrisi.
Akibat tidak steril, beberapa masalah kesehatan tumbuh. Salah satunya penyakit brucellosis. Susu tidak steril juga membuat ibu melahirkan anak disabilitas, keguguran, bahkan kematian. Berbekal ilmu yang diemban Freidman ketika duduk di bangku kuliah, ia merasa perlu membuat sebuah solusi. Lulusan Jerusalem Bezalel Academy of Arts and Design tersebut akhirnya membuat sebuah penemuan baru.
Freidman menciptakan Sahar, sebuah alat sterilisasi susu portable atau mudah dipindahkan. Sahar terinspirasi dari semacam gentong atau wadah besar yang pada masa lampau digunakan penduduk badui untuk menyimpan susu. Sementara nama Sahar berasal dari bahasa Arab. Sahar merupakan waktu antara malam hari hingga terbit fajar.
Sahar merupakan purifier dengan kapasitas tampungan hingga 10 liter susu dalam satu gentong. Alat tersebut berfungsi menetralisir susu tanpa memasaknya sehingga tidak mengurangi kadar nutrisi. Sahar memanfaatkan teknologi UV yang biasa digunakan alat penyuling air. Dengan teknologi tersebut mampu membunuh bakteri tanpa mengurangi kadar nutrisinya.
Sahar pada dasarnya bekerja dengan 12 volt baterai isi ulang. Namun di daerah tersebut sangat minim aliran listrik. Alat sterilisasi susu portable juga bisa digunakan dengan semacam solar panel, yakni memanfaatkan energi matahari untuk isi ulang baterai. Awalnya Freidman kesulitan mengajak suku badui menggunakan Sahar. Namun ada beberapa yang bersedia memakainya.
Kini, Sahar tengah menjadi proyek besar Freidman bersama banyak peneliti dan perusahaan teknologi. Di dunia, khususnya Afrika dan beberapa negara Asia, penduduknya masih banyak yang mengonsumsi susu tidak steril. "Tiap tahunnya pasti ada saja penderita brucellosis karena mengonsumsi susu tidak steril," ujar Freidman kepada Mnn.com Rabu (12/10). Dengan Sahar, ia berharap bisa menekan angka penderita dari penyakit tersebut.