REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah calon vaksin malaria baru telah terbukti hingga 100 persen efektif, dalam uji klinis. Vaksin berpotensi memperkenalkan parasit malaria hidup ke pasien, dipasangkan dengan obat yang diperlukan untuk memerangi mereka.
Itu diberikan kepada 67 manusia yang sehat, dan sembilan peserta diberikan dosis tertinggi, dengan 100 persen terlindung terhadap penyakit selama setidaknya 10 pekan, setelah vaksinasi. Dilansir dari laman Science Alert, ini hanya uji klinis Tahap II, yang bertujuan untuk melihat seberapa baik vaksin bekerja dalam sebuah kelompok kecil orang yang sehat, serta pengujian efek samping. Namun bagian yang paling menarik adalah bahwa hal itu bukan satu-satunya calon vaksin.
Tahun lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa program percontohan yang melibatkan vaksin pertama di dunia berlisensi malaria-RTS, S, juga dikenal sebagai Mosquirix, akan diluncurkan di tiga negara Afrika pada 2018. Sejauh ini Mosquirix hanya terbukti hingga 50 persen efektif pada anak-anak, tapi itu diharapkan pada pengujian lebih lanjut, dan pengubahan dosis dalam program percontohan bisa meningkatkan keampuhan lebih lanjut.
Sekarang, kandidat vaksin baru lain yang disebut Sanaria® PfSPZ-CVAC baru saja selesai Tahap II uji klinis. Ini tidak jauh bersama dalam proses pengembangan obat sebagai Mosquirix, tapi sejauh ini, itu menunjukkan potensi untuk menjadi jauh lebih efektif.