REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Beberapa hari yang lalu warga Malaysia dikejutkan dengan fenomena 'pelangi api' yang menghiasi langit dicuaca cerah pada siang hari. Jika biasanya pelangi berbentuk melengkung, pelangi di langit Malaysia tampak unik dengan bentuknya yang seperti kobaran api.
Namun, Layanan Meteorologi Singapura (MSS) dan seorang ahli geografi menyebut bahwa fenomena tersebut bukanlah pelangi api atau apa yang dikenal dengan lengkungan circumhorizon seperti anggapan warga Malaysia.
Dilansir Malay Mail Online, fenomena alam yang menghiasi langit Malaysia itu melainkan lapisan awan yang terbentuk ketika lapisan udara di atas awan kumulus didorong ke atas oleh bola-bola awan.
"Fenomena seperti yang dilaporkan di media pada 20 Februari 2017 atas Singapura itu bukan 'pelangi api' tapi awan warna-warni," kata MSS dalam keterangan tertulisnya.
Warna-warni menyerupai pelangi tersebut terbentuk akibat difraksi sinar matahari yang terjadi disekitar tetesan air dari awan. Sedangkan, lengkungan circumhorizontal tidak terbentuk dari awan warna-warni.
MSS menambahkan, pelangi api atau lengkungan circumhorizontal merupakan fenomena optik atmosfer yang timbul dari pembiasan cahaya matahari oleh kristal es.
Sementara itu, Asisten Profesor Winston Chow dari Jurusan Geografi Universitas Nasional Singapura mengatakan bahwa lengkungan circumhorizontal terjadi ketika matahari berada di atas 58 derajat dari garis horizon. Sedangkan fenomena di langit Malaysia, posisi matahari hanya berada di 33,65 derajat dari garis horizontal.
"Biasanya pelangi api terjadi dengan ukuran awan yang lebih besar. Ini tidak terlihat pada fenomena di langit Malaysia pada 20 Februari lalu," kata Chow.
Menurut Chow, fenomena awan warna-warni seperti di Malaysia sangat jarang terjadi di Singapura. Kondisi geografis Singapura yang dekat dengan garis khatulistiwa membuat kemungkinan terjadinya awan warna-warni sangat kecil.