Selasa 23 May 2017 12:08 WIB

Karya Mahasiswa UB Bantu Petani Lebah Olah Propolis

Rep: Christiyaningsih/ Red: Esthi Maharani
Mahasiswa Universitas Brawijaya menciptakan alat pengolah propolis bernama B-Protect. Dengan alat ini peternak lebah dapat mengolah propolis mentah menjadi propolis siap konsumsi dengan biaya rendah.
Foto: Christiyaningsih / Republika
Mahasiswa Universitas Brawijaya menciptakan alat pengolah propolis bernama B-Protect. Dengan alat ini peternak lebah dapat mengolah propolis mentah menjadi propolis siap konsumsi dengan biaya rendah.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Propolis sejak lama dikenal sebagai salah satu obat herbal yang mampu menyembuhkan berbagai penyakit. Obat alami ini dihasilkan dari getah yang dikumpulkan lebah untuk menutup celah di sarangnya. Propolis yang dipasarkan di Indonesia selama ini mayoritas adalah produk impor. Para peternak lebah rata-rata masih enggan mengolah raw propolis menjadi propolis siap konsumsi lantaran biaya yang mahal dan prosesnya lama.

Berangkat dari kondisi ini, sekelompok mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya berinisiatif menciptakan alat pengolah propolis. Inovasi besutan Rio Bangga Indriawan, Annisa Aurora, Ahmed Alwy, Nada Mawarda, dan Vindya Septian ini diberi nama B-Protect singkatan dari Bee Propolis Heat Extractor.

Propolis mentah dimasukkan ke dalam tabung reaktor lalu dialiri listrik 0,3 ampere. Sebelum dialiri listrik, propolis terlebih dahulu diberi pelarut etanol. Setiap satu gram propolis dibutuhkan 10 ml etanol. "B-Protect memanfaatkan aliran listrik untuk membangkitkan panas ekstrenal dalam propolis sehingga flavonoid dalam propolis bisa terekstrak lebih sempurna," jelas Vindya saat ditemui Republika belum lama ini.

Dari empat kali pengujian kuantitatif, didapati kandungan flavonoid dari propolis yang diproses menggunakan B-Protect cukup tinggi. Kandungan flavonoidnya mencapai 900 mg per liter propolis. Angka ini hampir setara dengan propolis yang diolah dengan teknologi nano sebesar 913 mg per liter.