Senin 13 Nov 2017 07:33 WIB

Bintang Ini Menolak untuk Mati Bahkan Setelah Meledak

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Bintang iPTF14hls meledak namun kembali bersinar lagi.
Foto: NASA/ESA
Bintang iPTF14hls meledak namun kembali bersinar lagi.

REPUBLIKA.CO.ID, HAWAII -- Supernova merupakan salah satu peristiwa paling terang dan energik di galaksi kita. Peristiwa ini terjadi ketika bintang yang memiliki massa jauh lebih besar dari matahari kita meledak. Mereka menjadi lebih cerah dan perlahan memudar setelah beberapa bulan karena kehilangan energinya.

Menurut pemahaman tradisional tentang siklus hidup bintang, supernova pasti berhubungan dengan kematian bintang. Benarkah seperti itu? Para astronom yang bekerja di Observatorium Keck Hawaii menemukan sebuah bintang yang menolak untuk mati.

Supernova yang bernama iPTF14hls telah meledak beberapa kali dalam 50 tahun terakhir. Dibandingkan menyerah pada kematian dalam ruang hampa yang dingin, bintang ini justru berada pada siklus untuk terus menyerap materi, tumbang, dan meledak.

Tim astronom pertama kali memperhatikan bintang tersebut pada tahun 2014 setelah meledak dan perlahan mulai menghilang. Namun beberapa bulan kemudian tim tersebut kembali melihat bintang yang sama kembali cerah.

Ketika para astronom melihat catatan, mereka melihat bahwa supernova telah terjadi di lokasi yang sama pada tahun 1954. Bintang tersebut tidak hanya berhasil bertahan, namun kembali meledak di tahun 2014.

"Supernova ini mematahkan segala pengetahuan yang kita kira benar tentang bagaimana bintang bekerja. Ini merupakan teka-teki terbesar yang pernah saya jumpai dalam hampir satu dekade mempelajari ledakan bintang," ucap Lair Arcavi, penulis utama penelitian ini dalam sebuah siaran pers dikutip Endgadget beberapa waktu lalu.

Tidak jelas alasan kenapa bintang ini menolak untuk mati, namun bisa saja hal tersebut berhubungan dengan ukurannya. Paling tidak bintang tersebut 50 kali lebih masif dari bintang kita sendiri.

Aturan konvensional kita tentang bagaimana bintang bekerja mungkin tidak akan berlaku untuk bintang dengan ukuran tersebut. Bintang tersebut juga diketahui memiliki anti-materi pada intinya yang memicu siklus ledakan, berasal dari hasil hipotesis massa dan suhu ekstrim yang dimiliki. Terlepas dari alasannya, para astronom menghargai daya tahan bintang tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement