REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Limbah yang berada di Sungai Brantas dianggap menjadi penyebab ikan jantan mudah mati. Hal ini sangat berbeda dengan kemampuan ketahanan ikan betina yang ditemukan lebih banyak jumlahnya.
Direktur Utama (Dirut) Perum Jasa Tirta I, Raymond Valiant Ruritan menerangkan, pihaknya sebelumnya melakukan penelitian dengan salah satu lembaga swadaya masyarakat di Jawa Timur (Jatim). Penelitian ini dilakukan di aliran Sungai Brantas di Mojokerto dan Surabaya. Dari penelitian itu, Raymond mengungkapkan, beberapa kasus yang ditemukan akibat limbah di aliran Sungai Brantas.
"Kita mendeteksi adanya logam berat," kata Raymond saat ditemui wartawan di salah satu cafe Kota Malang, Jumat (19/1).
Selain itu, kajiannya juga menyebutkan, jenis kelamin ikan yang berada di hilir Sungai Brantas kebanyakan tunggal. Akibat limbah, hanya ikan berjenis kelamin betina yang bertahan hidup. Hampir sebagian ikan jantan mati karena tak mampu menahan kandungan limbah.
"Bahkan ada yang bibit ikan beralih kelamin menjadi betina," ujar dia.
Sebagai informasi, hulu aliran Sungai Brantas dimulai dari Kota Batu dan berakhir di Gresik. Menurut Raymond, oksigen terlarut di Sungai Brantas awalnya cukup bagus tapi setelah melewati Malang turun kualitasnya. Padahal kandungan ini sangat diperlukan untuk mencerna limbah yang ada di Sungai.
"Dan untuk menghadapi ini, kuncinya ada di pengendalian limbahnya. Masih banyak yang membuang langsung sampahnya ke sungai," tambah dia.