REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Neptunus seperti serpihan cat di langit. Warna birunya menakjubkan dan selalu menarik perhatian. Planet ke delapan dalam sistem tata surya ini terdiri dari sistem es raksasa terluas dan termasuk planet paling misterius yang mengelilingi Matahari.
Ahli planet dari Laboratorium Propulsi Jet NASA di Pasadena, California, Mark Hofstadter memaparkan delapan fakta menarik tentang Neptunus, dilansir dari Mental Floss.
Mempunyai enam cincin, 14 bulan, dan geiser yang menyembur hingga ke luar angkasa
Neptunus berjarak 30 kali lebih jauh dibanding Bumi ke Matahari atau sekitar 2,8 miliar mil dibanding Bumi 93 juta mil. Suhunya menurut NASA mencapai -353 derajat Fahrenheit.
Massanya 17,1 kali massa Bumi dan itu lebih besar dari Jupiter, dengan radius khatulistiwa 15.300 mil. Neptunus dilingkari enam cincin dan memiliki 14 bulan dengan Tripton sebagai bulan terbesar.
Satu hari di Neptunus amat pendek, hanya 16,11 jam. Planet ini memiliki geiser yang bisa menyembur sangat tinggi hingga ke luar angkasa. Geiser adalah sejenis mata air panas yang menyembur secara periodik, mengeluarkan air panas dan uap air ke udara.
Bumi merayakan ulang tahun pertama Neptunus di 2011
Neptunus tidak mungkin bisa dilihat dengan mata telanjang. Galileo pertama kali menemukan keberadaannya dengan teleskop raksasa. Dia awalnya mengidentifikasi Neptunus sebagai bintang.
Pada abad ke-19, para astronom melihat adanya penyimpangan pada orbit Uranus. Urbain Joseph Le Verrier, seorang matematikawan asal Prancis berusaha mengatasi masalah tersebut. Dengan pena dan kertas, dia mengidentifikasi keberadaan sebuah planet baru di sekitar itu, menghitung massa dan posisinya.
Pada 1846, Johann Gottfried Galle melakukan pengamatan atas permintaan Verrier dan benar akhirnya dia menemukan sebuah planet baru, yag kemudian dinamakan Neptunus. Beberapa bulan kemudian dia juga mengamati Tripton, bulan terbesar Neptunus.
Satu tahun di Bumi setara 165 tahun di Neptunus. Itu sebabnya Bumi merayakan ulang tahun pertama Neptunus sejak ditemukan 1846 pada 2011.
Es raksasa
Hofstadter mengatakan pesawat luar angkasa Voyager 2 mengunjungi Neptunus dan Uranus akhir 1980an. Planet ini dua per tiganya adalah air, kemudian memiliki batuan, atmosfer hidrogen, dan helium. NASA selalu memodelkan pembentukan tata surya dalam tiga kategori, gas, batu, atau es.
Hofstadter menjelaskan hari ini semakin sedikit es di planet tersebut. Ketika planet ini membentuk air, itu mungkin diidentifikasi sebagai es. Namun, jauh di bagian dalam planet tersebut cukup panas, sehingga cairan ada di mana-mana. Rona biru paad Neptunus karena keberadaan metana di atmosfernya.
Samudera ionik yang sangat reaktif
Cairan di Neptunus berbeda dengan cairan di Bumi. Struktur interior Neptunus dan Uranus masih menjadi pertanyaan besar yang dihadapi ilmuwan sampai hari ini.
Secara konvensional, inti berbatu di pusat Neptunus dikelilingi samudera yang luas. Atmosfer hidrogen dan heliumnya ada di lapisan luar. Hofstadter mengatakan ada banyak lapisan atmosfer yang bisa dilewati sebelum Anda mencapai samudera atau lautan di Neptunus.
"Letaknya cukup dalam sehingga berada di bawah tekanan dan suhu sangat tinggi. Ini adalah samudera ionik yang sangat reaktif. Air lautnya tidak seperti air laut di Bumi karena mengandung banyak elektron bebas di dalamnya," kata Hofstadter.