REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Badan Antariksa AS (NASA) sedang mengembangkan sebuah rover bulan yang akan mencari salah satu kutub bulan untuk senyawa yang penting bagi kehidupan manusia, seperti hidrogen, oksigen, dan air. Rover adalah wahana penjelajah, sebuah kendaraan eksplorasi ruang angkasa yang dirancang untuk bergerak melintasi permukaan bulan. Konsep ini masih dirumuskan, dengan target peluncuran pada 2020 mendatang.
Namun pada 26 April, seperti dilansir dari Quartz Media, anggota tim NASA dilaporkan mendapat perintah untuk menutup proyek Pencarian Sumber Daya tersebut pada akhir Mei. Para ilmuwan dilaporkan diguncang oleh keputusan itu. Terlebih, keputusan ini dinilai bertentangan dengan pernyataan Presiden AS Donald Trump yang meminta NASA untuk mengirim astronot kembali ke bulan dan Mars.
Permasalahan itu diduga muncul setelah NASA menggeser fokus proyek dari eksplorasi manusia ke penelitian, dengan tujuan yang berbeda dari misi Prospek Sumber Daya. Sebuah kelompok yang mencakup ilmuwan bulan menulis permintaan kepada administrator NASA, Jim Bridenstine, agar mengembalikan proyek ke tujuan semula, yaitu sebagai bagian dari program eksplorasi manusia.
Sebelumnya pada 27 April 2018, NASA mengatakan bahwa mereka sedang mengembangkan strategi eksplorasi bulan yang sejalan dengan arahan Trump. Presiden AS itu, menurut NASA, menginginkan eksplorasi bulan yang diperluas. Agensi mencatat beberapa instrumen dari misi Pencarian Sumber Daya akan tetap digunakan. Serangkaian misi robotik ke permukaan bulan juga direncanakan.
Quartz belum dapat mengonfirmasi mengenai isu penutupan proyek rover bulan tersebut. Kantor pers NASA ditutup pada Ahad dan tidak merepsons pers untuk klarifikasi lebih lanjut.