REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Para ilmuwan luar angkasa kini sedang mendalami keberadaan planet kesembilan dalam tata surya. Mereka meyakini planet yang dinamai Planet Nine itu sungguh ada karena banyak bukti pendukung. Akan tetapi, letak pasti Planet Nine masih sulit terungkap lantaran keberadaannya tersembunyi di balik Planet Neptunus.
Pada Oktober 2017, NASA merilis pernyataan bahwa jarak Planet Nine diperkirakan ke matahari 20 kali lebih jauh daripada jarak Neptunus ke matahari. "Sulit membayangkan tata surya kita tanpa adanya Planet Nine," demikian diungkap NASA.
Jauhnya jarak merupakan alasan mengapa sampai saat ini lokasi Planet Nine masih sulit terlacak. Jarak Planet Nine disebut sejauh 600 astronomical units (AU) atau sama dengan 93 juta mil. Untuk diketahui, satu AU setara dengan jarak bumi ke matahari. Karena sangat jauh dari matahari, Planet Nine disebut-sebut 160 ribu kali lebih redup daripada Neptunus.
Kevin Luhman, ahli astronomi di Pennsylvania State University, mengatakan kepada Washington Post bahwa jarak 1.000 AU layaknya sebidang dinding bata. Itulah mengapa penampakan Planet Nine mustahil dapat dilihat menggunakan teknologi yang ada saat ini.
Kendati demikian, para ilmuwan percaya kemungkinan adanya planet baru yang punya massa 10 kali lipat daripada massa bumi. "Setiap kali kami mengambil gambar, selalu ada kemungkinan tertangkapnya eksistensi Planet Nine," jelas Surhud More, associate professor di Kavli Institute bidang Fisika dan Matematika Alam Universitas Tokyo.
Michael Brown dari California Institute of Technology sebelumnya pernah menyatakan Planet Nine kemungkinan besar akan ditemukan. Namun, penemuan tersebut membutuhkan teleskop yang lebih canggih daripada yang sudah ada saat ini. Teori adanya Planet Nine ini sebenarnya sudah mencuat sejak 2014 silam.
Pada Oktober 2017, astrofisikawan Konstantin Batygin yang juga partner Michael Brown menunjukkan lima bukti bahwa Planet Nine benar-benar ada. Pertama, ditemukannya enam obyek di Kuiper Belt. Kuiper Belt adalah sejumlah fenomena misterius berupa es dan puing-puing di Neptunus.
Kedua, obyek-obyek tersebut punya pergerakan yang sama yakni melengkung ke bawah sebesar 30 derajat. Selanjutnya, simulasi komputer menunjukkan ada lebih banyak obyek yang mengarah pada satu bidang planet. Keempat, Planet Nine diyakini bertanggung jawab atas terjadinya lengkungan-lengkungan obyek di Neptunus. Terakhir, beberapa obyek di Kuiper Belt punya arah orbit yang berbeda dibandingkan orbit tata surya.