Senin 26 Nov 2018 06:40 WIB

Arkeolog Temukan Makam Firaun Berisi Mumi

Makam itu diyakini berusia 3.000 tahun.

Rep: Sri Handayani/ Red: Ani Nursalikah
Piramida Mesir
Foto: AP
Piramida Mesir

REPUBLIKA.CO.ID, LUXOR -- Sebuah misi arkeologi yang dilakukan Universitas Strasbourg di Prancis menemukan adanya makam Firaun di Lembah Assasseef, dekat Kota Luxor. Dua sarkofagus ditemukan dalam kondisi sempurna dan berisi mumi.

Seperti ditulis BBC, dalam penggalian arkeologi itu juga ditemukan sekitar 1.000 patung pemakaman. Makam itu diyakini berasal dari Dinasti ke-18 yang membentang dari 1550 SM hingga sekitar 1300 SM.

Sekretaris Jenderal Dewan Tertinggi Antiquities, Mostafa Waziri, membuat konferensi pers pada Sabtu pekan lalu. Ia mengatakan timnya telah membuat temuan setelah bekerja di situs tersebut sejak Maret.

Laman Express.co.uk menulis, sebelum dibuka, makam itu diyakini berusia 3.000 tahun. Ini merupakan salah satu dari dua makam yang ditemukan oleh misi yang dipimpin Prancis di daerah utara el-Asasef, sebuah nekropolis di tepi barat Sungai Nil. Makam pertama telah dibuka sebelumnya dan diperiksa oleh pejabat antik mesir.

Menteri Purbakala Khaled al-Anani mengatakan satu sarkopagus bergaya rishi, yang berasal dari dinasti ke-17. Sementara sarkopagus lainnya berasal dari dinasti ke-18. Kedua makam itu hadir dengan mumi di dalamnya.

Dinasti ke-18 atau abad ke-13 SM tercatat sebagai periode lahirnya beberapa Firaun paling terkenal, termasuk Tutankhamen dan Ramses II. Pihak berwenang mengungkapkan di daerah yang sama, juga ditemukan makam pengawas mumifikasi yang diidentifikasi sebagai Thaw-Irkhet-if. Makam itu berisi lima topeng berwarna dan 1.000 undang-undang Ushabti, yaitu patung miniatur para pelayan untuk merawat orang mati di akhirat.

Para arkeolog bergeser 300 meter dari puing-puing selama lima bulan untuk sampai ke makam yang berisi lukisan langit-langit berwarna yang menggambarkan pemilik dan keluarganya. Makam itu, yang juga berisi mumi, kerangka dan tengkorak, berasal dari kerajaan tengah hampir 4.000 tahun lalu, tetapi digunakan kembali selama periode akhir.

Bangsa Mesir Kuno memumikan manusia untuk melestarikan tubuh mereka untuk kehidupan setelah kematian. Mumi-mumi hewan digunakan sebagai persembahan religius.

Mesir telah mengungkapkan lebih dari belasan penemuan kuno sejak awal tahun ini. Negara itu berharap penemuan terbaru akan meningkatkan citranya di luar negeri dan menghidupkan kembali minat di antara para pelancong yang pernah berbondong-bondong ke kuil dan piramid ikonik. Para pelancong menghindari negara itu sejak pemberontakan politik 2011.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement