Jumat 12 Jul 2019 15:10 WIB

Bulan yang Kabur dari Planetnya Diberi Nama Ploonet

Bulan yang kabur biasanya menjadi satelit bintang inang.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Indira Rezkisari
Planet luar angkasa.
Foto: Picryl
Planet luar angkasa.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Para ilmuwan telah menciptakan julukan "ploonet" untuk menggambarkan exomoon yang dapat mengorbit bulan lain di tata surya yang jauh. Exomoon atau bulan extrasolar adalah satelit alami yang mengorbit planet ekstrasurya atau badan ekstrasolar non-bintang lainnya.

Ploonet merupakan exomoon yang dalam keadaan tertentu menjadi 'nakal' dan meninggalkan orbit itu, menjadi satelit bintang inang. Para ilmuwan sebelumnya mengusulkan istilah "moonmoons".

Baca Juga

"Makalah ini mengeksplorasi skenario di mana exomoon besar yang teratur melarikan diri setelah pasang surut momentum sudut dengan planet induknya, menjadi planet kecil sendiri," tulis tim peneliti dalam sebuah makalah baru yang diterbitkan dalam Earth and Planetary Astrophysics.

"Kami menamai jenis objek hipotetis ini sebagai ploonet," tulis peneliti, dilansir dari Live Science, Jumat (12/7).

Para peneliti menyebutkan bahwa jenis dunia ini mungkin merupakan hasil dari exoplanet "Jupiter panas" besar yang bermigrasi ke bintang inangnya. Survei exoplanet telah mendeteksi beberapa planet seperti itu, dan diyakini bahwa mereka kemungkinan terbentuk pada jarak yang lebih besar dari bintang masing-masing dan kemudian perlahan-lahan merayap menuju bintang.

Ketika itu terjadi, ada kemungkinan bahwa perubahan gaya gravitasi akan mendorong bulan besar untuk melepaskan diri dari orbitnya yang ada dan menjadi dunia mandiri mereka sendiri. Simulasi komputer menunjukkan bahwa ini memang bisa terjadi, dan dalam kasus-kasus itu, para peneliti percaya kita harus menyebutnya ploonet.

Hebatnya, Bulan kita sendiri mungkin suatu hari akan menjadi ploonet itu sendiri. Bulan perlahan-lahan merayap menjauh dari Bumi pada kecepatan yang sangat lambat, dan ada kemungkinan bahwa ia akhirnya akan memasuki orbit yang jauh lebih tidak stabil dan bahkan menjadi solo.

Generasi mendatang mungkin melihat kelahiran ploonet terjadi di depan mata mereka.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement