Senin 15 Jul 2019 05:45 WIB

Teleskop untuk Petakan Alam Semesta Diluncurkan

Hasil informasi teleskop ini akan membantu melacak struktur skala besar alam semesta.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Endro Yuwanto
Peluncuran Teleskop Spektr-RG di  Baikonur, Kazakhstan.
Foto: independent.co.uk
Peluncuran Teleskop Spektr-RG di Baikonur, Kazakhstan.

REPUBLIKA.CO.ID, BAIKONUR -- Salah satu misi ilmuwan antariksa Rusia yang paling signifikan di era pasca-Soviet telah diluncurkan dari Baikonur, Kazakhstan. Misi itu adalah Teleskop Spektr-RG, yakni perusahaan patungan dengan Jerman yang akan memetakan sinar-X di seluruh langit dengan detail yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Para peneliti mengatakan, informasi ini akan membantu melacak struktur skala besar alam semesta. Harapannya adalah Spektr-RG dapat memberikan wawasan baru tentang perilaku percepatan ekspansi kosmik. Ini juga diperkirakan dapat mengidentifikasi sejumlah besar sumber sinar-X baru, seperti lubang hitam kolosal yang berada di pusat galaksi.

Dilansir di BBC, Ahad (14/7), Spektr-RG diharapkan untuk mendeteksi kemungkinan tiga juta lubang hitam super-masif selama masa kerjanya. Teleskop dilepaskan untuk mengorbit di atas roket Proton yang meninggalkan Kosmodrom Baikonur di Kazakhstan pada 17:31 waktu setempat. Akan tetapi, perlu waktu berminggu-minggu sebelum pekerjaan misi dapat dimulai dengan sungguh-sungguh.

Pesawat ruang angkasa pertama-tama harus melakukan perjalanan ke posisi pengamatan populer sekitar 1,5 juta km dari bumi yang dikenal sebagai Lagrange Point 2. Di sinilah Spektr-RG dapat menikmati lingkungan stabil yang bebas dari perubahan suhu dan bayangan yang tidak akan terjadi jika beroperasi lebih dekat dengan planet asal. Tetapi begitu pengujian selesai, observatorium dapat melanjutkan urusan pemindaian langit.

Spektr-RG dibangun sebagai teleskop two in one. Mengambil sebagian besar ruangan di bus pesawat ruang angkasa, atau sasis, adalah sistem eRosita yang dikembangkan Jerman. Terletak di sebelahnya adalah perangkat keras sains buatan Rusia yang dikenal sebagai ART-XC.

Keduanya menggunakan sekelompok tujuh modul cermin tubular untuk mengaitkan sinar-X ke detektor kamera yang sensitif. Bekerja bersama-sama, eRosita dan ART-XC akan memetakan radiasi di seluruh kosmos dalam kisaran energi 0,2 hingga 30 kiloelektron volt (keV). Selama enam bulan, keduanya harus menyelesaikan satu survei langit penuh, yang kemudian akan diulangi lagi dan lagi untuk meningkatkan detailnya.

Para ilmuwan berharap data menjadi sebuah pencerahan. Peta sinar-X semua-langit belum pernah diproduksi pada energi yang dicari dan pada resolusi yang begitu baik. Tujuan utama Spektr-RG adalah untuk menyelidiki komponen kosmik misterius yang disebut sebagai "materi gelap" dan "energi gelap".

Duo ini merupakan 96 persen dari kepadatan energi semesta, tetapi hampir tidak ada yang diketahui tentang mereka. Yang pertama tampaknya menarik materi normal yang terlihat secara gravitasi, sementara yang terakhir tampaknya bekerja untuk mengusir kosmos pada laju yang semakin cepat.

Wawasan Spektr-RG akan datang dari pemetaan distribusi gas pemancar sinar-X yang panas. Ini akan menerangi gugusan besar galaksi yang berulir melintasi semesta. Dan dengan melakukan itu, ia akan mengidentifikasi di mana konsentrasi terbesar materi gelap dapat ditemukan

"Kami bertujuan untuk mendeteksi sekitar 100 ribu cluster, dan bahkan di atas batas massa tertentu. Kami berharap untuk mendeteksi semua cluster di Semesta," jelas Prof Kirpal Nandra dari Institut Max Planck untuk Fisika Extraterrestrial di Garching, Jerman.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement