Rabu 24 Jul 2019 15:05 WIB

Gletser Pertama di Islandia Punah Akibat Pemanasan Global

400 gletser lainnya akan mengalami nasib yang sama dengan Ok pada 2200.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Gletser Totten di atas batuan es, tapi lebih sedikit daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Foto: AAD
Gletser Totten di atas batuan es, tapi lebih sedikit daripada yang diperkirakan sebelumnya.

REPUBLIKA.CO.ID, REYKJAVIK — Okjokull atau dapat disingkat dengan Ok adalah salah satu dari 400 gletser kuno yang ada dan memahkotai pegunungan Islandia. Setidaknya, gletser itu bertahan hingga pemanasan global terjadi. Ok secara resmi kehilangan statusnya sebagai gletser pada 2014. 

Ok menjadi korban pertama dari perubahan iklim di Islandia. Gletser di negara Eropa Utara itu telah hilang hingga mencapai 10 miliar ton per tahunnya. Diperkirakan, 400 gletser lainnya akan mengalami nasib yang sama dengan Ok pada 2200, jika upaya mengurangi emisi gas rumah kaca secara serius tak juga dilakukan. 

Baca Juga

Para peneliti dari Islandia dan Amerika Serikat (AS) membuat sebuah plakat peringatan untuk mengenang kepergian Ok. Plakat itu menandai tempat di mana gletser itu pernah menjulang tinggi di atas lanskap tanah negara Nordik tersebut. 

"Ok adalah gletser Islandia pertama yang kehilangan statusnya sebagai gletser. Dalam 200 tahun ke depan, seluruh gletser dapat mengikuti jejaknya. Monumen ini adalah bentuk pengakuan bahwa kita tahu apa yang terjadi dan perlu dilakukan,” demikian bunyi tulisan plakat peringatan Ok, dilansir Live Science, Rabu (24/7). 

Teks dalam plakat tersebut juga diakhir dengan "415ppm C02," atau yang berarti menunjukkan rasio gas rumah kaca saat ini di atmosfer bumi. Ini merupakan jumlah tertinggi yang pernah ada di planet manusia, bahkan sejak manusia berevolusi. 

"Ini akan menjadi monumen pertama bagi gletser yang hilang akibat perubahan iklim di mana pun di dunia," kata Cymene Howe, seorang antropolog di Rice University di Houston, AS. 

Howe, yang juga merupakan salah satu pencipta film dokumenter tentang Ok pada 2018 juga berharap agar banyak orang yang sadar dengan apa yang telah hilang, setelah gletser bumi ini berakhir. Tentunya, agar semua mengetahui bahwa bagian es besar tersebut adalah cadangan air tawar terbesar di planet yang dihuni manusia ini. 

“Dan yang membeku di dalamnya adalah sejarah atmosfer,” kata Howe menambahkan. 

Howe dan rekan-rekan penelitinya akan memasang plakat itu sebagai bagian dari tur un’glacier. Perjalanan akan dimulai dari Ibu Kota Reykjavik dan seluruh peserta nantinya dibawa untuk menjajaki area bekas keberadaan Ok, yang kemungkinan besar beberapa bagiannya adalah medan berbatu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement