Sabtu 27 Jul 2019 13:36 WIB

Penemu Kapal Titanic akan Cari Pesawat Amelia Earhart

Pesawat Amelia Earhart menghilang pada 2 Juli 1937 saat melintasi Samudra Pasifik.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Miniatur Titanic dengan skala 1:30. (Ilustrasi).
Foto: EPA/LUIS TEJIDO
Miniatur Titanic dengan skala 1:30. (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Seorang petualang yang pernah menemukan kapal Titanic bernama Robert Ballard kini memiliki misi terbaru. Ia hendak mencari Electra, pesawat yang dibawa oleh Amelia Earhart, pilot legendaris asal Amerika Serikat (AS).

Earhart bersama pesawatnya menghilang dalam perjalanan melintasi Samudera Pasifik pada 2 Juli 1937. Washington Post mengatakan bahwa Ballard pada Agustus mendatang berencana untuk mempeljari lebih lanjut mengenai Nikumaroro, sebuah pulau kecil di Pasifik yang dahulu dikenal sebagai pulau Gardner.

Dalam salah satu teori, beberapa sejarawan meyakini bahwa Earhart dan navigator pesawatnya, Fred Noonan jatuh di pulau tak berpenghuni itu dan tak dapat bertahan hidup di sana.

Jika penemuan Electra berhasil, maka Ballard akan menjadi petualang yang semakin mendunia. Kemampuannya sebagai petualang dan peneliti telah mengesankan publik setelah menemukan Titanic, serta kapal induk USS Yorktown, yang hilang pada Pertempuran Midway pada 1942, kapal patroli mantan presiden AS John F. Kennedy di Laut Solomon, hingga kapal perang Jerman Bismarck.

Beberapa teori mengenai hilangnya Earthart selama 80 tahun terakhir terus menimbulkan pertanyaan. Beberapa diantara teori yang populer adalah pesawat Electra yang ia kendarai jatuh dan tenggelam di Samudera Pasifik, hingga terdampar dan meninggal di Pualu Gardner, serta tertangkap oleh tentara Jepang setelah jatuh di Marshall Islands, yang berrti mereka meninggal dalam tahanan di Pulau Saipan.

Dalam teori yang terbaru yang diteliti oleh Kelompok Internasional untuk Pemulihan Pesawat Bersejarah (TIGHAR), disebutkan kemungkinan Electra menabrak terumbu karang di  Nikumaroro. Hal itu yang kemungkinan membuat Earhart tidak dapat melakukan panggilan darurat dari pulau tak berpenghuni.

Terdapat sisa-sisa kerangka yang ditemukan di Nikumaroro, namun masih menjadi pernyataan yang kontroversial apakah benar itu adalah milik Earhart? Untuk menjawab teori tersebut, Ballard dan krunya menuju ke pulau itu.

Sesampainya di Nikumaroro, mereka akan dibagi menjadi dua tim. Salah satu tim akan membawa anjing pelacak yang dapat mengendus keberadaan tulang di daratan pulau. Sementara, tim lainnya akan mencari tanda-tanda Electra Model 10 Lockheed di dasar laut.

Untuk melakukannya, tim dasar laut berencana untuk memetakan geografi menggunakan peralatan pencitraan yang membedakan antara benda keras dan lunak. Metode ini disebut dapat lebih akurat dibandingkan sonar biasa, yang akan sulit digunakan karena Nikumaroro merupakan pulau penuh dengan selokan dan lembah buatan vulkanik.

Selanjutnya, kapal robot yang dilengkapi dengan dua kamera masing-masing akan mensurvei dasar laut, dan kru akan menonton umpan video untuk objek buatan manusia. Nantinya, pengamatan langsung secara lebih mendalam dilakukan oleh tim Ballard.

“Sonar tidak bisa membedakan antara batu seukuran mesin dan mesin, tapi mata manusia bisa,” kata Ballard.

Metode serupa juga telah membantu Ballard menemukan kapal-kapal Romawi di Laut Hitam setelah timnya melihat kargo yang telah dilemparkan para awak ke laut ketika kapal-kapal itu tenggelam. Ballard mengtakan bahwa kapal-kapal Romawi bahkan lebih kecil dari Electra.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement