Selasa 11 Jul 2023 09:31 WIB

Alasan Titanic akan Tenggelam Selamanya, tak Bisa Diangkat dari Dasar Laut?

Ada 3 alasan utama mengapa Titanic 'ditakdirkan' untuk tetap tenggelam selamanya.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Qommarria Rostanti
Titanic saat tenggelam di film Titanic garapan sutradara James Cameron. Di kehidupan nyata, ada tiga alasan utama kapal Titanic tidak akan bisa diangkat dari dasar laut.
Foto: The Telegraph
Titanic saat tenggelam di film Titanic garapan sutradara James Cameron. Di kehidupan nyata, ada tiga alasan utama kapal Titanic tidak akan bisa diangkat dari dasar laut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak kapal Titanic tenggelam pada 1912, banyak orang telah membayangkan cara untuk mengangkatnya dari dasar laut. Namun, menurut Daniel Stone dalam “Sinkable: Obsession, the Deep Sea, and the Shipwreck of the Titanic”, kapal itu tidak akan pernah bisa diangkat dari dasar laut.

Alasannya, kondisi bangkai kapal Titanic yang sudah rapuh sehingga akan menyulitkan untuk diderek. Selain itu, ada tiga alasan utama Titanic ditakdirkan untuk tetap tenggelam selamanya. Berikut penjelasannya seperti dilansir laman Insider, Selasa (11/7/2023):

Baca Juga

1. Situs bangkai kapal Titanic adalah sebuah kuburan

Sekitar 1.500 orang kehilangan nyawa mereka dalam peristiwa tenggelamnya Titanic. Setelah kapal tenggelam, kapal-kapal menemukan lebih dari 300 mayat. Orang lain yang mengenakan jaket pelampung mungkin telah tersapu lebih jauh dari lokasi oleh arus, sementara yang lain tenggelam bersama kapal.

Pemerintah AS dan Inggris telah sepakat untuk memperlakukan bangkai kapal tersebut sebagai situs peringatan. “NOAA (Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS) mengakui situs bangkai kapal Titanic sebagai tugu peringatan maritim dan mendukung Pasal 4 (1) dari 'Perjanjian Mengenai Kapal Karam RMS Titanic' yang menyatakan bahwa situs tersebut akan dilestarikan, bukan diselamatkan,” kata Direktur Urusan Publik NOAA, Monica Allen.

Pada tahun 2020, RMS Titanic Inc yang memiliki hak penyelamatan kapal tersebut berencana untuk mengambil radio yang digunakan untuk melakukan panggilan darurat. Rencana tersebut memicu perdebatan mengenai kemungkinan ekspedisi tersebut dapat mengganggu jasad manusia. Beberapa orang berpendapat bahwa hewan dan air asin telah membusukkan jasad-jasad tersebut.

"Saya belum pernah melihat sisa-sisa jasad manusia," ujar James Cameron, sutradara film Titanic yang telah mengunjungi lokasi tersebut puluhan kali kepada The New York Times pada 2012.

Bagi sebagian orang, bangkai kapal tersebut merupakan penanda tragedi, terlepas dari apakah masih ada jenazah atau tidak. Banyak keturunan dari mereka yang meninggal menganggapnya sebagai kuburan. Pada tahun 1987, korban selamat Titanic, Eva Hart, menyebut mereka yang menyelamatkan situs tersebut sebagai "pemburu harta karun, burung pemakan bangkai, dan perompak".

2. Reruntuhan kapal Titanic semakin memburuk

Kapal Titanic dibangun dari ribuan pelat baja setebal 1 inci dan dua juta paku keling baja dan besi tempa. Menurut ahli biologi mikroba Lori Johnston, bangkai kapal diprediksi akan dimakan oleh bakteri pemakan besi dan belerang yaitu halomonas titanicae.

Saat bakteri pemakan besi kapal, mereka membentuk rusticles, yang terlihat seperti stalaktit yang menutupi kapal. Arus laut dan korosi garam juga telah menyebabkan kerusakan dari waktu ke waktu.

Tingkat kerusakan Titanic terlihat jelas jika Anda membandingkan gambar-gambar kamar Kapten Edward Smith dari tahun 1996 dan 2019.

"Bak mandi kapten adalah gambar favorit di antara para penggemar Titanic, dan sekarang sudah tidak ada lagi. Seluruh lubang dek di sisi itu runtuh, membawa serta kabin-kabinnya, dan kerusakannya akan terus berlanjut," kata sejarawan Titanic, Parks Stephenson, dalam sebuah pernyataan pada 2019.

3. Biaya untuk mengangkat bangkai Titanic akan sangat besar

Para penggemar Titanic yang ambisius telah memimpikan cara-cara untuk mengangkat kapal tersebut sejak 1914, ketika insinyur Charles Smith menyusun rencana untuk memasang kabel elektromagnetik ke lambung kapal dan secara perlahan menaikkannya dengan mesin uap dan derek. Pada saat itu, ia memperkirakan biayanya akan mencapai 1,5 juta dolar AS, sekitar 45 juta dolar AS (Rp 683 miliar) nilainya pada saat ini.

Mengangkat kapal pesiar Costa Concordia yang terbalik pada tahun 2013 menghabiskan biaya 800 juta dolar. Kapal itu hanya terendam sebagian, jadi mengangkat Titanic akan jauh lebih rumit dan mahal.

Sementara itu, meskipun lokasi tenggelamnya Titanic dijadikan situs peringatan, beberapa artefak dari bangkai kapal telah diselamatkan. Penyelamatan apa pun di situs ini terbatas pada bidang puing-puing di sekitar dua lambung kapal dan harus mematuhi pedoman NOAA, perjanjian internasional, dan peraturan federal.

Meskipun demikian, mengekspos Titanic ke udara memiliki masalah tersendiri bagi kapal tersebut. Sebagai contoh, butuh dua kali percobaan, pada 1996 dan 1998, untuk mengangkut potongan besar Titanic ke permukaan. Bagian lambung kapal seberat 15 ton itu masih memiliki paku keling dan kaca.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement