REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemajuan suatu negara bisa didorong dari pegimplementasian berbagai faktor. Satu diantaranya melalui penerapan inovasi. Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza yakin lembaganya bisa melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai lembaga yang khusus berfokus pada penelitian, pengkajian, penerapan hingga pengembangan teknologi tanah air.
Hal itu diungkapkan dalam acara pembukaan Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-24 yang digelar di Denpasar, Bali. Menurut dia, inovasi yang dihasilkan tidak hanya dimaksudkan untuk mendukung jalannya kebijakan pemerintah yang menjadi kebutuhan masyarakat tetapi utamanya mendorong ekonomi berbasis inovasi
"Kami yakin BPPT akan semakin kuat peranannya di dalam melaksanakan seluruh tugas-tugas pengkajian dan penerapan teknologi," ujar Hammam, di Bali, Ahad (25/8).
Hammam optimistis BPPT bisa membawa Indonesia menjadi negara yang berjaya, berdaya saing karena menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) di masa depan. Mulai dari perekayasaan hingga komersialisasi teknologi diharapkan mampu mendorong bangsa ini menjadi bangsa terdepan dalam pendayagunaan Iptek.
"Perekayasaan, audit teknologi, kliring teknologi, alih teknologi, difusi, intermediasi dan komersialisasi teknologi, adalah tujuh peran BPPT yang pasti akan menguatkan kemampuan negara kita ini menumbuhkembangkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)," kata Hammam.
Dia meyakini BPPT mampu menerapkan inovasi sesuai dengan visi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ingin mendorong Indonesia menjadi negara yang inovatif dan kompetitif. Menurutnya, BPPT akan mampu mendorong perubahan bagi Indonesia menjadi negara yang maju berbasis pada inovasi.
"Dan tentu saja mendorong terbentuknya ekonomi negara berbasiskan pada inovasi, yang pada akhirnya mencapai visi Indonesia maju, mandiri, adil dan makmur," kata Hammam.
Dalam Peringatan Hakteknas ke-24, BPPT pun turut mendukung penuh realisasi Undang-Undang Sistem Ilmu Pengetahuan Teknologi Nasional (Sisnas Iptek). Hammam menegaskan komitmen tersebut dalam gelaran forum 'Sosialisasi UU Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Iptek' yang digelar di Hotel Grand Palace Sanur, Denpasar, Bali, Senin (26/8).
Ia mengatakan melalui UU Sisnas Iptek yang baru saja disahkan tersebut, Iptek akhirnya memiliki posisi yang kuat dalam pembangunan nasional. Dia optimistis UU No 11/2018 itu bisa menjadi tonggak dalam upaya memajukan Indonesia di masa mendatang.
Perlu diketahui, dalam pidato kenegaraan yang disampaikan Presiden Jokowi pada Sidang Tahunan MPR, Jumat (16/8), menekankan bahwa Indonesia tidak boleh menjadi bangsa yang takut akan persaingan. Indonesia harus bisa menjadi negara yang kompetitif agar bisa bersaing dengan negara-negara lainnya.
Dalam mendorong perubahan tersebut, Presiden Jokowi menegaskan bahwa negara ini membutuhkan inovasi, kreativitas hingga kecepatan. "Indonesia tidak takut terhadap persaingan, kita hadapi persaingan dengan kreativitas, inovasi dan kecepatan yang kita miliki," kata Jokowi dalam pidato kenegaraannya.