Jumat 23 Nov 2018 00:55 WIB

Perubahan Iklim Sebabkan Es Abadi Mongolia Mencair

Sebelumnya, lapisan es di daerah itu selalu ada, bahkan pada musim panas.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Dwi Murdaningsih
Penggembala rusa di Mongolia terdampak perubahan iklim.
Foto: sciencefokus
Penggembala rusa di Mongolia terdampak perubahan iklim.

REPUBLIKA.CO.ID, ULAANBAATAR — Sebuah komunitas penggembala rusa yang tinggal di pegunungan Mongolia terdampak perubahan iklim akibat pencairan es. Para peneliti meyakini lapisan es sedang mencair di Provinsi Khovsgol di barat laut Mongolia dan mengancam kehidupan masyarakat setempat. Padahal, lapisan es di daerah itu selalu ada, bahkan pada musim panas.

Dilansir dari Sciencefocus.com pada Kamis (21/11), para peneliti mengatakan lapisan yang disebut es abadi di daerah itu adalah pusat kehidupan orang-orang Tsaatan, yakni penggembala rusa tradisional di wilayah tersebut. Mereka bergantung pada daerah bersalju untuk air minum bersih dan mendinginkan diri di bulan-bulan musim panas.

Baca Juga

Asisten profesor di jurusan antropologi di Universitas Colorado Boulder (Amerika Serikat), William Taylor mengatakan Tsaatan secara literal berada di garis depan perubahan iklim. “Mereka adalah orang-orang yang tidak berkontribusi pada masalah yang kita hadapi di dunia, tetapi mereka yang terdampak pertama,” kata Taylor.

Peneliti menyebut Mongolia terdampak pemanasan iklim pada tingkat yang melebihi rata-rata global. Suhu musim panas sudah 1,5 derajat Celsius lebih hangat dari tingkat abad ke-20 pada 2001. Pada 2018, tim peneliti internasional melakukan survei arkeologi di wilayah Ulaan Taiga di Provinsi Khovsgol. Peneliti bertemu dan berbincang dengan delapan dari 30 keluarga setempat.