REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Antariksa Eropa (ESA) meluncurkan teleskop ruang angkasa yang disebut Satellite Characterizing Exoplanets (CHEOPS), Selasa (17/12). Teleskop ini dirancang untuk mempelajari planet-planet yang jauh dan mempelajari bagaimana pembentukannya.
Jika teleskop Hubble milik Badan ANtariksa AS (NASA) memiliki sejumlah fungsi, CHEOPS dibuat khusus untuk mempelajari jari-jari dan massa planet yang jauh.
Berkat fotometernya, teleskop ini dapat mengukur perubahan sangat kecil dalam cahaya ketika sebuah planet menutupi sebagian cahaya dari bintang dinduk saat melintas di depannya. Informasi tersebut dapat digunakan untuk mempelajari ukuran dan kerapatan objek juga.
Dengan informasi semacam itu, para ilmuwan berharap dapat mengidentifikasi eksoplanet yang dapat menopang kehidupan yang kompleks. Mereka akan memfokuskan pencarian pada sistem bintang yang sudah diketahui memiliki planet.
Teleskop itu akan berada di orbit 700 kilometer di atas Bumi untuk tiga setengah tahun ke depan. Telskop akan mengumpulkan 1,2 gigabit informasi setiap hari.
Sementara itu, NASA sedang menunggu peluncurkan teleskop antariksa berikutnya, Teleskop James Webb pada bulan Maret 2021. Dengan instrumen Ini akan mampu melakukan sejumlah hal, termasuk mendapatkan sekilas galaksi yang paling awal diketahui.