Rabu 18 Dec 2019 14:00 WIB

Royal Botanic Gardens Beri Nama 102 Tanaman Baru

Royal Botanic Gardens mengidentifikasi 10 tanaman terbaru.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Para ilmuwan di Royal Botanic Gardens Inggris telah merilis daftar 10 tanaman terbaru yang diidentifikasi pada tahun ini.
Foto: cnn
Para ilmuwan di Royal Botanic Gardens Inggris telah merilis daftar 10 tanaman terbaru yang diidentifikasi pada tahun ini.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Para ilmuwan di Royal Botanic Gardens Inggris telah merilis daftar 10 tanaman terbaru yang diidentifikasi pada tahun ini. Secara keseluruhan, ada 102 tanaman dan delapan spesies jamur yang untuk pertama kalinya diberikan nama.

Meski demikian, tak sedikit diantara tanaman tersebut yang telah terancam punah karena aktivitas manusia. Dalam laporan yang dirilis oleh Royal Botanic Gardens melaporkan pada Selasa (17/12) disebutkan beberapa nama diantara spesies baru tanaman ini adalah ‘miracle-berry’ yang juga disebut dengan ’Synsepalum chimanimani’.

Baca Juga

Tumbuhan ini pertama kali ditemukan di Afrika dan menghasilkan buah-buahan yang mengandung senyawa miraculin. Ini adalah senyawa yang dikenal dapat menghambat rasa dan membuat makanan asam terasa manis.

Miracle berry menjadi salah satu dari spesies yang terancam punah dengan jumlah tersisa hanya sekitar 40 spesies di seluruh dunia karena deforestasi. Kemudian ada Galanthus bursanus yang merupakan salah satu spesies yang dilihat oleh spesialis tumbuhan dari Ukraina.

Selanjutnya, ada jamur yang dikenal sebagai Zhuhongjun di Cina selama lebih dari empat abad dan kini secara resmi dinamai ‘Rubroshiraia bambusae’. Jamur ini tumbuh pada bambu dalam bentuk bola-bole kecil di Yunnan, wilayah barat daya negara di Asia Timur itu.

Jamur tersebut secara tradisional digunakan untuk mengobati radang sendi. Meski demikian, para ilmuwan telah menemukan bahwa Rubroshiraia bambusae mengandung senyawa yang dikenal sebagai hypocrellins dan ternyata memiliki manfaat medis yang lebih luas.

Kepala identifikasi dan penamaan di Royal Botanic Gardens, Tim Utteridge mengatakan kepada CNN bahwa mendeskripsikan spesies adalah langkah penting dalam upaya konservasi. Hal ini juga memungkinkan para ilmuwan untuk membuat daftar properti, gen, dan pertahanan bahan kimia. Bahkan, tanaman kecil menurutnya dapat berperan sangat besar dalam memelihara habitat bagi mahluk hidup secara luas.

"Anda tidak pernah tahu bagian ekosistem mana yang penting untuk dijalankan,” ijar Utteridge.

Kemudian ada tanaman lain dalam daftar spesies baru yang disebut memiliki nasib paling tragis. Spesies ini adalah anggrek yang disebut sebagai Inversodicraea koukoutamba dan hanya ditemukan satu di area sekitar air terjun di Guinea.

Diperkirakan tanaman ini akan punah, saat bendungan listrik tenaga air akan dibangun di area itu Guinea pada 2020. Utteridge mengatakan bahwa dengan hilangnya spesies anggrek ini tentu memiliki dampak pada populasi manusia.

“Namun kita bisa mengetahui apa arti dari tanaman ini dan setidaknya bisa melakukan sesuatu untuk mencoba, serta mempertahankannya tetap hidup,” jelas Utteridge.

Utteridge mengakui bahwa upaya konservasi tanaman juga dibayangi oleh kampanye publik untuk hewan yang terancam punah. Meski demikian para ilmuwan tetap bersatu untuk melakukannya bersama-sama.

“Kami semua harus merangkul kisah konservasi satu sama lain," kata Utteridge.

Utteridge mengatakan sebagai contoh adalah upaya untuk menyelamatkan harimau Sumatra sebagai salah satu hewan yang hampir punah juga bisa menjaga habitat yang kaya akan kehidupan tanaman agar tidak berubah menjadi perkebunan kelapa sawit.

 Ia menegaskan bahwa melindungi kelangsungan hidup tanaman adalah hal yang sangat penting, karena tanaman adalah fondasi dari kehidupan di Bumi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement