Jumat 10 Jan 2020 19:36 WIB

Studi Sebut Runestone Ekspresikan Kecemasan Perubahan Iklim

Runestone diukir 1.200 tahun lalu sebagai peninggalan bangsa Viking di Swedia.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Runestone diukir 1.200 tahun lalu sebagai peninggalan bangsa Viking di Swedia. Foto: Runestone
Foto: wikipedia
Runestone diukir 1.200 tahun lalu sebagai peninggalan bangsa Viking di Swedia. Foto: Runestone

REPUBLIKA.CO.ID, SWEDIA -- Runestone adalah salah satu artefak budaya terpenting Swedia peninggalan bangsa Viking. Prasasti ini terukir dengan lebih dari 700 karakter dan bertanggal sekitar 800 M.

Makna dari prasasti tersebut telah menjadi perdebatan selama lebih dari seabad. Namun, ada beberapa konsensus bahwa prasasti diukir oleh seorang pria bernama Varinn untuk memperingati kematian putranya yang bernama Vāmoo.

Saat ini, 1.200 tahun setelah batu itu diukir, Runestone memiliki ekspresi kecemasan atas krisis iklim yang akan datang. Hal itu terungkap melalui penelitian tim interdispliner yang telah dipublikasikan di  Futhark International Journal of Runic Studies.

Tim dipimpin oleh seorang profesor Swedia di University of Gothenburg, Per Holmberg. Dia mengusulkan Varinn bermaksud menghubungkan kematian putranya dan kehidupan setelah kematian terkait iklim lebih luas yang telah diturunkan dari generasi sebelumnya.

Secara khusus, para peneliti menyoroti peristiwa cuaca 536 M, yang telah dideskripsikan oleh sejarawan Harvard Michael McCormick sebagai tahun terburuk untuk hidup dalam sejarah manusia.

Para ilmuwan berpikir krisis iklim ini kemungkinan dipicu oleh letusan gunung berapi yang menyemburkan abu dan debu di atmosfer dan menyebabkan pendinginan global. Cuaca yang tidak terduga mengakibatkan kegagalan panen yang meluas dan kelaparan yang menghancurkan peradaban di seluruh dunia.

Bukti arkeologis menunjukkan populasi manusia di semenanjung Skandinavia terbelah dua oleh bencana. Meskipun Runestone diukir sekitar 300 tahun setelah krisis ini, Holmberg dan rekan-rekannya menyarankan ingatan akan hal itu tampak besar dalam ingatan orang-orang Viking.

Faktanya, penelitian sebelumnya telah mengaitkan dampak traumatis krisis dengan Ragnarok, mitos Nordik yang terkenal menggambarkan kiamat besar. Mitos itu mencakup kiasan untuk menghabisi Matahari dan mantara dingin tahun yang disebut Fimbulwinter.

“Tema eskatologis Ragnarok dan memori krisis 536 M, diturunkan selama berabad-abad, mungkin telah diaktifkan kembali pada saat kematian Vamo,” kata tim berspekulasi dalam penelitian ini, seperti yang dilansir dari Vice, Jumat (10/1).

Para peneliti juga menunjuk ke tiga peristiwa langit lainnya yang mungkin terjadi dalam memori hidup prasasti runestone. Peristiwa itu yakni badai matahari besar pada 775 M, musim panas yang sangat dingin di tahun yang sama dan gerhana matahari hampir total pada 810 M.

Dengan latar belakang itu tim menyarankan bahwa beberapa kiasan dalam prasasti mungkin terkait iklim. Pada akhirnya, banyak dari niat asli di balik Runestone  kemungkinan akan tetap terselubung dalam misteri. Tapi mungkin budaya Skandinavia hanya memiliki kemampuan mengekspresikan pesan-pesan tak menyenangkan tentang bencana iklim.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement