REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penelitian memperkirakan bahwa tengkorak manusia digunakan sebagai pot dan cangkir minuman saat Zaman Perunggu. Studi itu mencatat bahwa tengkorak dibersihkan, kemudian dibuat menjadi perlengkapan minum, lengkap dengan dekorasi, dan piala perang.
Belum diketahui secara pasti ihwal apakah tengkorak manusia itu benar-benar digunakan sebagai cangkir. Namun, peneliti percaya ada kebutuhan mengekstrak otak untuk keperluan nutrisi.
“Penggunaan ritual tengkorak manusia telah didokumentasikan di beberapa situs arkeologi dari berbagai kronologi dan wilayah geografis,” kata penulis utama studi tersebut, Francesc Marginedas dilansir di Foxnews.com, Senin (20/1).
Dia beranggapan praktik itu dapat dikaitkan dengan pemenggalan kepala untuk mendapatkan piala perang, produksi topeng sebagai elemen dekoratif, bahkan dengan ukiran, atau yang dikenal sebagai cangkir tengkorak. Dia mengatakan beberapa masyarakat kuno menganggap tengkorak manusia memiliki kekuatan hidup, kadang-kadang membenarkan koleksinya sebagai bukti superioritas dan otoritas selama konfrontasi dengan kekerasan.
Penemuan itu dilakukan di beberapa situs Eropa, termasuk di Gua Gough, Fontbrégoua, Herxheim, dan Gua El Mirador. Marginedas memperkirakan temuan itu terkait dengan kanibalisme. Pola ini diulangi dari situs Magdalena di Gua Gough ke situs Zaman Perunggu di Gua El Mirador, memberikan bukti lebih lanjut tentang persiapan tengkorak untuk kemungkinan adegan ritual tertentu.
“Pengambilan jaringan yang intensif dapat menjadi indikator kanibalisme manusia dalam konteks ritual,” ujar Marginedas.
Para peneliti dapat menemukan potensi praktik upacara dengan melihat bekas luka pada tengkorak, yang kemungkinan dibuat alat-alat batu atau pisau logam. Praktik itu secara arkeologis didokumentasikan dengan baik di kalangan orang Amerika-India Paleo.