REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Para peneliti dari Institut Teknologi Massachusetts (MIT) dan Universitas Aachen Jerman, menciptakan desain baru untuk mengurangi jumlah lahan yang dibutuhkan saat membangun pembangkit listrik tenaga matahari terkonsentrasi (CSP).
Situs resmi MIT menyebutkan, desain itu menempati satu situs yang menyerupai oasis di gurun Andalucia, Spanyol, di mana ada menara setinggi 100 meter yang dikelilingi lebih dari 600 cermin raksasa.
Cermin-cermin seukuran setengah lapangan tenis itu mengikuti sinar Matahari, seperti bunga matahari, lalu memantulkannya ke menara di mana panas Matahari dikonversi menjadi listrik yang cukup memenuhi kebutuhan 6.000 rumah.
Desain yang terinspirasi dari bunga matahari itu memungkinkan tata ruang yang lebih padat, dan mengurangi bayangan sinar mentari serta halangan dari cermin di sebelahnya.
"Energi panas Matahari yang terkonsentrasi sebenarnya memerlukan wilayah yang luas," kata Asisten Profesor Teknik Mesin Rockwell, Alexander Mitsos, salah seorang peneliti desain itu.
Mitsos mengatakan wilayah yang luas dibutuhkan jika ingin mendapatkan energi terbarukan hingga 100 persen. Wilayah yang digunakan harus lebih efisien.
Tim peneliti MIT dan Universitas Aachen kemudian mendapat ilham dari alam, terutama bunga matahari.
Sebuah bunga matahari kecil tersusun dalam sebuah pola spiral yang dapat ditemui pada sejumlah objek alam dan telah lama mempesona para matematikawan.
Para pendukung CSP mengatakan teknologi itu berpotensi menghasilkan energi cukup bersih dan terbarukan untuk seluruh Amerika Serikat.
Teknologi itu juga didasarkan dua pasokan tak terbatas, tanah dan sinar Matahari.
Frank Burkholder, insinyur Laboratorium Energi Terbarukan AS, mengatakan model yang dikembangkan Mitsos berpeluang menghasilkan energi listrik tahunan yang sama.