REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Indonesia menjadi tuan rumah sidang ke-15 Commission for Basic System (CBS) yang diadakan 10-15 September 2012 di Mercure Convention Center, Ancol, Jakarta.
CBS adalah bagian dari World Meteorological Organization (WMO), lembaga dunia yang membidangi meteorologi, klimatologi, dan geofisika. Indonesia termasuk dalam Regional Association V (RA V) yang beranggotakan 22 negara yang termasuk kawasan Pasifik Barat Daya, seperti Malaysia, Papua Niugini dan Fiji.
"Sebagai tuan rumah penyelenggaraan pertemuan ini, diharapkan partisipasi aktif dari para pakar Indonesia di bidang meteorologi, klimatologi, dan hidrologi," ujar Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dr. Ir. Sri Woro B. Harijono, M. Sc yang juga menjabat sebagai Presiden Regional Association V (RA-V) Pasifik Barat Daya periode 2010-2014, Senin (10/9).
Woro mengatakan pada sidang salah satu dari delapan komisi teknis WMO tersebut akan membahas pengembangan, implementasi, dan pelaksanaan sistem terintegrasi observasi, data processing, komunikasi dan manajemen data, serta penyediaan layanan cuaca untuk publik antara negara maju dan negara berkembang.
"Kondisi negara maju dan berkembang tidak sama. Negara berkembang memiliki keterbatasan teknologi. Karena itu, teknologi antara negara berkembang dan negara maju dalam sistem observasi dan monitoring cuaca serta iklim perlu dijembatani salah satunya melalui sidang CBS ini," kata Sri.
Sri menjelaskan bahwa sistem observasi dan monitoring perlu dikembangkan secara terintegrasi sehingga data cuaca bisa diterima oleh seluruh dunia, meskipun berbeda teknologi yang dimiliki oleh masing-masing negara.
Tidak hanya membahas hal tersebut, dalam sidang akan dihasilkan rekomendasi tentang pengaturan proses data dan diseminasi cuaca.
Ikuti Whatsapp Channel Republika