Sabtu 04 May 2013 08:56 WIB

Kulit Kacang Tanah dan Biji Durian Kandung Antioksidan

Seorang petani menunjukkan kacang tanah yang dipanennya di kawasan Banguntapan, Bantul, Yogyakarta.
Foto: Antara
Seorang petani menunjukkan kacang tanah yang dipanennya di kawasan Banguntapan, Bantul, Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dalam kulit kacang dan biji durian ternyata mengandung antioksidan. Kandungan ini ditemukan dalam penelitian yang dilakukan mahasiswa Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS), Tonny Mulyadi ST, dan mahasiswi Fakultas Teknik UKWMS, Elisabeth Suryatanijaya.

Tonny menemukan kulit kacang tanah mengandung antioksidan setelah diesktraksi. Sementara Elisabeth menemukan kandungan antioksidan dalam biji durian setelah difermentasi.

"Kacang tanah selama ini dimakan buahnya, sedangkan kulitnya dibuang, padahal manfaatnya bisa untuk stabilisasi bagi minyak kacang tanah, karena kandungan antioksidan," kata Tonny dalam konperensi pers yang dipimpin Rektor UKWMS Drs Kuncoro Foe G.Dip.Sc PhD bersama 15 wisudawan terbaik dan lima wisudawan paling aktif di kampus setempat, kemarin.

Menurut dia, minyak kacang tanah itu memiliki asam lemak tak jenuh yang tidak tinggi dan hal itu bermanfaat bagi kesehatan dibandingkan dengan minyak dari kelapa sawit atau hewan yang memiliki asam tak jenuh yang tinggi. Namun minyak dari kacang tanah itu mudah berbau tengik karena lebih mudah beraksi dengan oksigen atau udara.

"Karena itu saya meneliti kulit kacang tanah yang ternyata mengandung antioksidan. Akhirnya, saya melakukan ekstraksi dengan mengeringkan pada terik matahari, lalu memasukkan ke oven microwave dengan diberi ethanol atau alkohol hingga kadar airnya tinggal 5-10 persen," katanya.

Setelah ditumbuk menjadi bubuk, lalu ditaburkan pada minyak kacang tanah. "Hasil penelitian saya, taburan bubuk kulit kacang tanah itu mampu menghambat potensi tengik dari minyak kacang tanah sampai 40 persen. Jadi, bubuk kulit kacang itu mampu menjadi stabilisator alami bagi minyak kacang tanah," katanya.

Sementara itu, Elisabet meneliti fermentasi biji durian. "Biji durian itu difermentasi dulu selama 14 hari hingga menjadi angkak yang berbentuk bulir dengan warna kemerahan, lalu dilarutkan dengan ethanol dan air hingga menjadi bubuk," katanya.

Menurut dia, bubuk dari biji durian itu mengandung antioksidan yang baik untuk kesehatan. "Saya sudah menelitinya dan kandungan antioksidan itu memang ada, karena itu saya berencana mengembangkan menjadi bubuk minuman seperti halnya teh celup, tapi hal itu perlu diteliti lebih lajut," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement