REPUBLIKA.CO.ID,QINGDAO — PT Smartfren Telecom membuat gebrakan baru untuk menggaet pelanggan. Mereka bakal meluncurkan program penjualan ponsel pintar (smartphone) memakai sistem bundling harga dengan harga penjualan di bawah Rp 1,5 juta.
Head of Core Product Smartfren, Sukaca Purwokardjono mengatakan, perusahaannya siap menyediakan ponsel pintar dual simcard kepada pelanggan. Produk yang dijual kepada pelanggan itu dinamakan Smartfren Andromax. Ia membandingkan, ponsel pintar buatan PT Hisense, Cina itu kalau dijual di pasaran harganya sekitar Rp 4 jutaan. Namun jika membeli dengan konsekuensi menggunakan simcard Smartfren maka harganya sangat murah.
Langkah awal, pihaknya memesan 100 ribu ponsel pintar ke Hisense. Kalau respon masyarakat bagus, lanjut dia, pihaknya bakal segera memperbanyak pemesanan untuk memenuhi pelanggan. Apalagi iklan Smartfren di televisi dan berbagai media sudah gencar dilakukan.
“Kami masih memberi bonus data kepada pelanggan sebesar 12 gigabyte (GB) selama satu tahun jika setiap bulannya mengisi pulsa Rp 50 ribu,” kata Sukaca kepada Republika Online di Qingdao, Cina, Rabu (24/10).
Menurut dia, ponsel pintar Andromax memiliki spesifikasi cukup canggih. Dengan menggunakan dual simcard, pelanggan tidak perlu lagi ganti atau mencopot simcard jika ingin berganti nomor telepon. Keuntungan lainnya, kata dia, kecepatan pengunduh data (download) bisa sampai 3,1 Mbps, memori 4 GB ROM, dan 512 MB RAM, sistem operasi Android 4.0, serta dual kamera—lima megapiksel di belakang + 1,3 piksel di depan.
“Kami menargetkan tahun depan bisa merebut 500 ribu pelanggan dari program penjualan Andromax,” ujar Sukaca. Dengan pemancar BTS yang hampir semuanya bisa mencakup jaringan 3G, pihaknya mengklaim pelanggan bakal bisa menikmati fasilitas dengan teknologi tinggi. “Bahkan sangat mungkin konsumen bisa menggunakan video tanpa terputus.”
Untuk saat ini, pelanggan berbasis data di luar pemakai BlackBerry (BB) sekitar Rp 100 ribu. Sukaca menegaskan, penjualan BB sudah menurun drastis dan digantikan penjualan ponsel pintar berbasis Android. Kalau tidak melakukan transformasi maka Smartfren bisa tertinggal dalam persaingan.
Ia mengaku target itu tidak muluk-muluk. Dengan pertumbuhan penjualan ponsel pintar yang luar biasa besar pihaknya optimis target itu bisa tercapai. Pasalnya program ponsel pintar yang dijual Smartfren dengan harga miring sangat sulit ditandingi operator lain.
“Kami sekarang fokus pada ponsel pintar karena eranya menuntut seperti itu,” kata Sukaca. “Jika tidak mendahului dan ikut dalam perebutan pelanggan dengan operator lain, kami bisa tergilas waktu.”
International Business Support Departemen Hisense, Gary Wang berharap kerjasama dengan Smartfren bisa semakin berkembang. Ia menyebut potensi pasar Indonesia sangat besar sebab masyarakatnya sedang mengalami pertumbuhan ekonomi sangat tinggi. “Kami berharap Smartfren bisa sukses menjual produk kami dan meyakinkan pelanggan,” kata Gary.