Selasa 01 Apr 2014 19:03 WIB

Surau Bersejarah Terancam Roboh

Red: Chairul Akhmad
Surau tua (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Surau tua (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, TALUK – Sebuah surau tua yang berumur ratusan tahun peninggalan Syekh Muhammad Hadi di Sei Ala, Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau nyaris roboh, akibat ketiadaan dana pemeliharaan dan kurangnya perhatian dari pemerintah kabupaten.

"Pengurus surau telah berupaya optimal menjaga dan memelihara akan tetapi perlu perawatan khusus agar surau itu bisa tetap berdiri dan dimanfaatkan," kata Nariman Hadi MM, cucu Syech Muhammad Hadi, Selasa (1/4).

Surau itu dulunya dijadikan pusat pengajian dan telah menghasilkan ulama yang bahkan hapal Alquran 30 jus dan menyebarkan syiar Islam di masyarakat. Surau itu didirikan oleh Syekh Muhammad Hadi yang diberi gelar Datuk Angku Angin sepulang dari Arab Saudi ratusan tahun lalu.

Surau yang menjadi aset bersejarah itu, menurut Nariman, perlu dipelihara dengan baik sebagai satu tonggak sejarah atas syiarnya Islam di daerah itu.

Nariman menuturkan, Muhammad Hadi yang fasih berbahasa Arab dan menjadi tokoh ulama besar di daerah itu membuka pengajian dan mengajarkan bermacam ilmu agama Islam kepada warga setempat. Bahkan, ratusan muridnya datang dari berbagai daerah di seluruh pelosok Riau bahkan Sumatra Barat.

Sejarah perkembangan surau cukup dapat juga menjadi dasar untuk dijadikan salah satu objek wisata sejarah yang ingin mengetahui perkembangan Islam di Kuansing.

Menurut Nariman, surau kini masih dipelihara dengan kemampuan seadanya oleh anak cucu dan warga setempat. Namun, beberapa waktu terakhir surau makin ditinggalkan akibat kondisinya yang lusuh dan hampir roboh karena tidak ada biaya perawatan.

Ia menyatakan tidak banyak surau, mushala dan masjid tua yang tersisa. Secara berangsur angsur keberadaan rumah ibadah itu rusak dan diganti dengan bangunan baru. Hanya surau inilah satu-satunya yang masih tersisa dan dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas keagamaan sehingga perlu dilestarikan.

“Surau ini bisa dijadikan simbul sejarah perkembangan Islam di Mudik Ulo Kuantan Singingi sehingga pemerintah daerah perlu menganggarkan biaya perawatan untuk memperbaiki sejumlah bagian yang rusak,” kata Nariman.

Di dalam surau juga terdapat berbagai peninggalan Syekh Muhammad Hadi yang bernilai sejarah seperti ratusan buku agama kuno yang masih dirawat rapi oleh anak cucunya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement