Senin 27 Oct 2014 00:41 WIB

Tiga Jam Konser Kedua Dream Theater di Jakarta

Rep: Andri Saubani/ Red: Israr Itah
Suasana konser Dream Theater di Lapangan D, Senayan, Jakarta, Ahad (26/10).
Foto: Andika Wahyu/Antara
Suasana konser Dream Theater di Lapangan D, Senayan, Jakarta, Ahad (26/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Band progresif metal Dream Theater untuk kali kedua konser di Jakarta pada Ahad (26/10) malam. Berbeda dengan konser pertama pada 2012 silam, John Petrucci cs kali ini bermain selama tiga jam konser, dua kali durasi pentas live kebanyakan.

"We have three hours of sets tonight!" teriak vokalis James LaBrie setelah lagu kedua 'The Shattered Fotress'.

Ada tiga bagian setlist kali ini. Set pertama berisi delapan lagu yang baru rampung pada satu setengah jam pertama konser, saat lagu 'Breaking All Illusions' selesai dimainkan pada sekitar pukul 21.20 WIB.

Set kedua menjadi peringatan 20 tahun album Awake yang dirilis pada 1994. Ada lima lagu yang dimainkan dari album ketiga Dream Theater saat masih diperkuat kibordis Kevin Moore ini. Termasuk lagu 'Space-Dye Vest' karya Moore yang baru pada tur 2014 kali ini masuk ke dalam repertoar. 'Lifting Shadows Off a Dream' menjadi satu-satunya lagu yang terdengar paling bernuansa ballad plus teknik gitar tremolo picking dari John Petrucci.

Jika jamaknya encore (set setelah jeda) konser berisi satu atau dua lagu hits, Dream Theater menutup konser di Jakarta dengan empat lagu (medley) dari album konsep-mahakarya mereka, Metropolis Part 2: Scenes from a Memory. Set inilah yang paling menarik penonton bernyanyi bersama khususnya di lagu 'Strange Dejavu'.

Secara tata suara dan latar visualisasi  pengiring lagu, konser kedua Dream Theater yang digelar di Lapangan D, Senayan ini, jauh lebih baik ketimbang konser mereka dua tahun silam. Tak ada lagi masalah tidak terdengarnya cabikan bass John Myung seperti konser pertama lalu atau gaung/gema distorsi gitar dan pukulan drum yang mengganggu akibat belum sempurnanya akustik dalam ruang MEIS.

Bahkan ketika lagu terpanjang dan terberat 'Trail of Tears'  kemudian dilanjut 'Enigma Machine' dimainkan, semua distorsi suara yang keluar dari alat musik tiap personil meski bising terdengar harmonis, megah tidak pecah.

Yang paling terpuaskan pastinya para fans veteran akibat lebih dari separuh durasi konser berisi karya-karya klasik atau bahkan terbilang arkaik dari Dream Theater. 'The Dance of Eternity' menjadi instrumental pengiring unjuk skill para virtuoso yang entah sudah berapa kali dinobatkan menjadi musisi terbaik atau legendaris oleh media-media musik mainstream dunia.

Meski, fans mestinya harus mengakui James LaBrie sempat ngos-ngosan di set kedua karena beberapa lagu dari albumAwake memang menuntut kemampuan menggapai notasi-notasi vokal tinggi nan melengking. Konser rampung pukul sebelas malam lebih sedikit dengan total 18 lagu dibawakan oleh Dream Theater termasuk tembang manis penutup 'Finally Free'. "We'll meet again my friend, someday soon...."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement