Selasa 24 Nov 2015 02:50 WIB

Penghentian Bongkar Muat Pelabuhan Berpotensi Lumpuhkan Perekonomian Jateng

Rep: c 03/ Red: Indah Wulandari
Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Indonesia, Ahad (15/11)
Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Indonesia, Ahad (15/11)

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Penghentian aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang dinilai telah menghambat kelancaran arus logistik barang. Bahkan hal tersebut dikhawatirkan akan melumpuhkan perekonomian khususnya di Jawa Tengah.

“Penghentian aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Emas ini menjadi preseden buruk di tengah usaha pemerintah yang sedang gencar mendorong program tol laut demi meningkatkan kinerja logistik nasional. Para pelaku bisnis menjadii khawatir dan masyarakat juga dapat terdampak dengan melonjaknya harga barang,” kata Kepala Humas PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Edi Priyanto, Senin (23/11).

Ia menyayangkan adanya penghentian kegiatan bongkar muat di Pelabuan Tanjung Emas oleh Kantor Kesyahbandar Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjung Emas.   

Yang paling mengkhawatirkan, akan mengganggu aktivitas ekspor impor berbagai komoditas penting melalui Pelabuhan Tanjung Emas.

KSOP Tanjung Emas Semarang melakukan pelarangan atas kegiatan bisnis bongkar muat yang dilakukan Pelindo III Cabang Semarang sejak Kamis (19/11). Hal ini dilakukan karena kegiatan bisnis atau bongkar muat barang tersebut tidak memiliki Surat Izin Usaha Perusahaan Bongkar Muat (SIUPBM).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement