Sabtu 09 Jan 2016 00:10 WIB

BBM Turun, Stok di SPBU di Lampung Sering Kehabisan

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Andi Nur Aminah
Suasana sebuah SPBU
Foto: Republika.co.id
Suasana sebuah SPBU

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi telah turun pada Selasa (5/1). Ramainya pembeli, membuat stok BBM jenis premium selalu kosong di beberapa SPBU dalam Kota Bandar Lampung dan sejumlah daerah di Lampung.

Antrean kendaraan di sejumlah SPBU dalam Kota Bandar Lampung, terus terjadi sejak harga BBM turun hingga Jumat (8/1). Hal sama juga terjadi di SPBU-SPBU di daerah. Tingginya permintaan premium, menyebabkan stok premium selalu kosong, dan menunggu kedatangan dari Pertamina.

Di SPBU Palapa, premium sudah kosong sejak siang hari. Pengelola masih menunggu kedatangan mobil tangki pertamina. Di SPBU Kemiling, premium sudah habis pada petang hari. Menurut Heri, petugas SPBU setempat, order dari pertamina masih seperti biasa. "Sejak harga BBM turun 5 Januari, antrean kendaraan terutama motor terus berdatangan. Jadi stok premium kosong," katanya. 

Pengendara terpaksa beralih ke pertalite dan pertamax, karena tidak kebagian premium. Antrean kendaraan juga terjadi di SPBU Tugu Payan Mas, Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara. Antrean terjadi sejak pagi sampai malam. Akibatnya, stok premium di SPBU tersebut kosong, dan harus menunggu berjam-jam kedatangan mobil tangki dari pertamina Kota Bandar Lampung. 

"Bisa tiga sampai lima jam mobil tangki Petamina baru datang dari Bandar Lampung," kata Yadi, petugas SPBU setempat. 

Menurut dia, permintaan premium sejak harga BBM turun selalu ramai. Antrean kendaraan sudah terlihat sejak pagi sampai malam, tidak terputus. Pihak SPBU yang kehabisan stok premium, mengalihkan kendaraan bermotor menggunakan pertalite dan pertamax. Namun, pengguna pertalite dan pertamax masih sepi. 

Pengendara motor pun beralih ke premium eceran di pinggir jalan yang dijual dengan harga Rp 8.000 per liter."Lebih baik beli premium pinggir jalan, dari pada beli pertalite,  mahal," tutur Iwan, warga Kotabumi. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement