Selasa 06 Jun 2017 15:03 WIB

Sukarno Rancang Pembangunan Istiqlal dan Masjid Salman ITB

Rep: Kabul Astuti/ Red: Karta Raharja Ucu
 Umat muslim melaksanakan sholat tarawih pertama di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (26/5).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Umat muslim melaksanakan sholat tarawih pertama di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (26/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberpihakan Bung Karno terhadap umat Islam di Indonesia menurut Menteri Sosial RI Khofifah Indar Parawansa tergambar dari pembangunan Masjid Istiqlal yang merupakan obsesi Bung Karno. Bung Karno ingin membangun masjid terbesar di Asia. Kebetulan, pada waktu itu menteri agama RI dijabat ayahanda Gus Dur, KH Wahid Hasyim.

Mereka sepakat membangun sebuah masjid negara di ibu kota Jakarta. Lokasinya persis di depan Katedral, untuk menunjukkan indahnya keberagaman di Indonesia. Pada 24 Agustus 1961, bertepatan dengan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, dimulailah peletakan batu pertama Masjid Istiqlal oleh presiden Sukarno, serta disaksikan ribuan umat Islam.

Yang juga banyak orang tidak tahu, kata Khofifah, adalah peranan Bung Karno dalam rencana pembangunan masjid Institut Teknologi Bandung (ITB). Saat itu ada rencana ITB ingin membangun masjid, tapi mendapat kesulitan pendanaan dan rancangan arsitektur. Tatkala Bung Karno mendengar itu, dipanggillah satu tim untuk menyiapkan desain arsitektur dan anggarannya.

Nama Salman rupanya berasal dari Bung Karno. Waktu itu kalender menunjukkan angka tahun 1963. Tim pembangunan Masjid Salman ITB datang dari Bandung menemui Bung Karno. "Menurut Bung Karno, Salman ini salah satu arsitek strategi zaman Rasulullah. Itulah kemudian Bung Karno usul masjid di ITB itu Masjid Salman," katanya kepada Republika.co.id, Senin (22/5).

Khofifah menceritakan, nama Salman dipilih langsung oleh Bung Karno. Beliau menganggap Salman adalah arsitek strategi zaman Rasulullah. Sahabat Salman al-Farisi-lah yang mengusulkan pada Rasulullah untuk membuat parit atau khandaq di wilayah Madinah. Berkat ide jenius itu, umat Islam memenangkan pertempuran. Kisah ini menginspirasi Bung Karno.

"Jadi saya melihat keberpihakan Bung Karno kepada masjid itu luar biasa. Tidak sekadar masjid secara fisik, tapi bagaimana kita memaknai masjid ini rumah Allah, baitullah. Masjid adalah rumah Allah dan di masjid inilah kita mensucikan dan mengumandangkan kebesaran nama Allah," ujar Khofifah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement