Rabu 02 Aug 2017 02:30 WIB

Ulama Harapkan Dzikir Kebangsaan Terselenggara Rutin

Red: Reiny Dwinanda
Presiden Joko Widodo, Wapres Jusuf Kalla, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Anwar KH Maimun Zubair, Ketua Umum MUI Maruf Amin, Tokoh Ulama Banten Abuya Muhtadi, dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (dari kedua kiri) mengikuti Dzikir Kebangsaan di Halaman Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (1/8) malam. Dzikir Kebangsaan bertujuan untuk merenungkan nikmat kemerdekaan bangsa dalam merayakan bulan kemerdekaan  ke-72 RI.
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Presiden Joko Widodo, Wapres Jusuf Kalla, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Anwar KH Maimun Zubair, Ketua Umum MUI Maruf Amin, Tokoh Ulama Banten Abuya Muhtadi, dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (dari kedua kiri) mengikuti Dzikir Kebangsaan di Halaman Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (1/8) malam. Dzikir Kebangsaan bertujuan untuk merenungkan nikmat kemerdekaan bangsa dalam merayakan bulan kemerdekaan ke-72 RI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia KH Ma'ruf Amin mengharapkan agar Dzikir Kebangsaan rutin diselenggarakan oleh pemerintah di Istana Kepresidenan sebagai rasa syukur kemerdekaan RI.

"Ini memang yang pertama kali dan mudah-mudahan akan terus dapat dilakukan setiap bulan Agustus mengawali peringatan-peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 1945," kata Kiai Ma'ruf dalam sambutannya saat acara Dzikir Kebangsaan di halaman Istana Merdeka, Jakarta pada Selasa malam.

Menurut Kiai Ma'ruf, Dzikir Kebangsaan dilakukan untuk mensyukuri nikmat kemerdekaan RI serta nikmat memiliki dasar negara Pancasila yang dapat memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.

Dalam dzikir tersebut, Kiai Ma'ruf mendoakan agar bangsa Indonesia diberikan pertolongan, perlindungan dari Allah Swt selain upaya fisik yang ditempuh untuk mencapai kemajuan bangsa dan memelihara persatuan dan kesatuan.

"Bangsa ini telah memperoleh berkat dan rahmat Allah Swt ketika kita berjuang di dalam upaya memerdekakan bangsa ini. Oleh karena itu para pendiri bangsa mengatakan dalam Pembukaan UUD 1945 bahwasannya kemerdekaan ini adalah berkat rahmat Allah Swt," ujar Kiai Ma'ruf.

Sementara itu, anggota Ikatan pelajar NU Ahmad Fajrul Falah yang menjadi peserta dalam Dzikir Kebangsaan menyatakan apresiasi bagi pemerintah yang menyelenggarakan dzikir di halaman Istana Merdeka.

Dia pun berharap agar acara dzikir dapat diadakan secara rutin setiap tahun dalam rangka mensyukuri kemerdekaan RI.

"Saya bangga dan apresiasi pemerintahan Jokowi yang pertama kalinya menyelenggarakan Dzikir Kebangsaan mengingat syukur atas kemerdekaan di istana," ujar Fajrul.

Fajrul menyatakan harapannya agar pemerintah dapat terus melakukan diskusi dengan ulama dan tokoh agama dalam setiap kebijakan bagi kepentingan bangsa dan negara.

Dalam acara tersebut, Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla hadir bersama sejumlah ulama pimpinan pondok pesantren, Menko Polhukam Wiranto, Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

Sementara itu, dalam sambutannya Presiden Jokowi mengajak masyarakat Indonesia untuk mensyukuri kemerdekan RI dengan bekerja keras dan berdoa untuk kemajuan bangsa.

"Melalui kemerdekaan yang ke-72 ini kita meneguhkan komitmen kita untuk menjaga persatuan, menjaga kerukunan dan toleransi, serta kerja bersama, kerja beriringan antara ulama dan umaro untuk kemajuan negara kita Indonesia," kata Presiden.

Dzikir Kebangsaan diselenggarakan oleh Kementerian Sekretariat Negara sebagai acara pembuka perayaan Bulan Kemerdekaan 2017 merayakan 72 tahun kemerdekaan RI.

Selain itu, dalam merayakan Bulan Kemerdekaan 2017, pemerintah bersama Badan Ekonomi Kreatif menyelenggarakan Pameran Lukisan Senandung Ibu Pertiwi di Galeri Nasional pada 2-30 Agustus 2017 yang menampilkan sebanyak 48 lukisan-lukisan istana kepresidenan yang bernilai tinggi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement