Senin 25 Sep 2017 13:15 WIB

Akademisi: Kompetisi Kunci Terwujudnya Industri Olahraga

Rep: Fitriyanto/ Red: Israr Itah
Salah satu pertandingan kompetisi bola basket IBL Pertalite 2017.
Foto: IBL
Salah satu pertandingan kompetisi bola basket IBL Pertalite 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Agar sebuah negara dapat menjadikan olahraga sebuah industri, hal yang harus diperhatikan adalah adanya kompetisi yang berjenjang dan rutin digelar oleh cabang olahraga. Ini disampaikan oleh Ketua Program Magister dan Doktor Pendidikan Jasmani dan Olahraga Universitas Pendidikan Indonesia Amung Mamun usai menjadi pembicara dalam acara Workshop dan Panel Diskusi KOI, Senin (25/9).

"Untuk mewujudkan industri olahraga, kompetisi harus secara rutin digelar. Kita jangan melihat peserta kompetisi, prestasi yang diraih, tetapi ciptakan dulu animo masyarakat. Karena olahraga akan menyelamatkan anak muda Indonesia dari kegiatan negatif," ujar Amung.

Amung menambahkan saat menggelar kompetisi cabang olahraga jangan berpikir keuntungan terlebih dahulu. Ia mengatakan, jika kompetisi sudah menarik perhatian banyak orang, pasti akan banyak perusahaan yang nantinya akan mendukung. Namun dalam tahap awal pemerintah harus mendukung kompetisi cabang olahraga.

Kompetisi cabang olahraga menurut Amung juga harus berbasis klub, "Klub harus menjadi ujung tombak pembinaan olahraga. Kita lihat di banyak negara kompetisi antarklub cabang olahraga apapun, yang mampu mendukung terciptanya ujung industri olahraga di negara tersebut," kata dia.

Ia menyebutkan, dukungan negara dapat berbentuk dana atau regulasi. Misalnya, Kementerian Pemuda dan Olahraga menjalin kerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri untuk mewajibkan kabupaten menggelar cabang olahraga unggulan di daerahnya.

Pemerintah juga bisa memberikan insentif kepada perusahaan yang aktif mendukung olahraga Indonesia. Ini agar lebih banyak perusahaan yang peduli terhadap perkembangan olahraga di Tanah Air.

Selain membahas industri olahraga, Amung juga menyoroti peran pemerintah agar tetap memasukan pendidikan jasmani dan olahraga dalam kurikulum di sekolah.

"Pendidikan Jasmani dan Olahraga kalau sampai dihilangkan dari kurikulum sekolah akan jadi bencana besar. Di banyak negara, Pendidikan Jasmani dan Olahraga jadi kurikulum intrasekolah dan mewajibkan pelajar untuk memilih satu cabang olahraga," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement