Jumat 21 Dec 2018 11:00 WIB

IKM Perlu Inovasi Desain Kemasan

Peningkatan daya saing produk industri nasional menunjukkan kemampuan IKM.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolanda
Pekerja memeriksa kondisi sepatu kulit Sneaker di industri kecil dan menengah (IKM) Exodos 57 di Bandung, Jawa Barat, Selasa (17/7).
Foto: Antara/ M. Agung Rajasa
Pekerja memeriksa kondisi sepatu kulit Sneaker di industri kecil dan menengah (IKM) Exodos 57 di Bandung, Jawa Barat, Selasa (17/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri kecil dan menengah (IKM) perlu memperhatikan desain kemasan dan merek produk yang lebih menarik, sehingga bisa diminati konsumen secara luas baik di pasar domestik maupun global. Langkah strategis ini juga untuk mendongkrak daya saing IKM nasional agar semakin kompetitif.

“Kementerian Perindustrian terus memacu IKM supaya menerapkan standar produk serta melakukan inovasi dan kreativitas penciptaan desain-desain terbaru sehingga mampu bersaing di pasar global,” kata Direktur Jenderal IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih dalam siaran pers, Jumat (21/12).

Sampai 2017, Direktorat Jenderal IKM Kemenperin telah membantu pembuatan 6.998 desain kemasan, 7.396 desain merek dan bantuan dalam bentuk kemasan cetak kepada 351 IKM. Sementara itu di bidang hak kekayaan intelektual (HKI), Ditjen IKM Kemenperin juga telah membina sebanyak 1.045 orang fasilitator HKI. 

Gati meyakini, peningkatan daya saing produk-produk industri nasional termasuk yang diproduksi oleh IKM turut menunjukkan kemampuan Indonesia di kancah internasioal. Hal ini tercermin dari laporan Global Competitiveness Index 2018 yang dirilis World Economic Forum (WEF), bahwa peringkat daya saing Indonesia naik dari posisi ke-47 pada tahun 2017 menjadi level ke-45 di 2018.

“Kunci pengembangan IKM kita agar semakin produktif dan kompetitif, perlu dipacu melalui pemberian pengetahuan tentang teknik produksi, pembaruan alat dan mesin, penguatan desain dan branding, serta mengajarkan proses finishing produk yang baik dan berkualitas,” kata Gati.

Sejalan dengan hal tersebut, dalam rangka membangun produk industri yang bermutu melalui desain yang prima, Kemenperin mejalin kerja sama dengan sejumlah asosiasi profesi desain di Indonesia seperti Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia (ADPII), Himpunan Desain Interior Indonesia (HDII), dan Asosiasi Profesional Desain Komunikasi Visual Indonesia (AIDIA) untuk berinisiasi menggelar kegiatan Indonesia Industrial Design Awards (IID Awards) pada tahun 2019.

Beberapa waktu lalu, Kemenperin telah melakukan kickoff IID Awards 2019 guna menyosialisasikan ajang penghargaan tersebut. Menurut Gati, program ini sebagai bentuk apresiasi Kemenperin kepada pelaku industri nasional yang telah menghasilkan kualitas produk, sistem, pelayanan dan pengalaman yang lebih baik dengan berbasis pada pengembangan, inovasi dan kualitas desain produk industri.

Gati mengatakan, IID Awards akan mencakup produk-produk industri mulai dari lini startup, IKM hingga skala besar. Penghargaan juga diberikan untuk produk-produk yang telah ada di pasar Indonesia dan menjadi citra khas produk industri nasional. Selain itu, Kemenperin akan memberikan penghargaan kepada tokoh yang telah berperan dalam pengembangan dunia desain produk industri di Indonesia.

“IID Awards ini diharapkan tidak hanya menjadi sebuah kegiatan, namun juga akan menjadi gerakan yang dapat meningkatkan citra positif bangsa, yakni Face of Nation, Face of Industry, Face of Lifestyle, Face of Creation, dan Face of Brand melalui produk-produk Indonesia yang inovatif dengan kualitas desain yang baik,” ujar Gati.

Wujud daya saing industri nasional yang saat ini mampu kompetitif di pasar global, antara lain terlihat dari adanya kenaikan pada nilai tambah industri nasional dari 2015 yang mencapai 212,04 miliar dolar AS menjadi 236,69 miliar dolar AS hingga jelang akhir tahun 2018. Selanjutnya, pangsa pasar industri manufaktur Indonesia di kancah global pun saat ini ikut meningkat menjadi 1,84 persen.

Di samping itu, tercermin dari nilai ekspor yang terus meningkat. Hingga jelang akhir tahun 2018, nilai pengapalan produk manufaktur nasional ke mencanegara mampu tembus 130,74 miliar dolar AS atau naik 4,51 persen dibanding capaian 2017 sebesar 125,10 miliar dolar AS. Sedangkan, 2016 sekitar 110,50 miliar dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement