Rabu 10 Jun 2020 14:05 WIB

Kondisi Sulit Jadi Alasan Bantuan untuk BUMN 

BUMN harus memikirkan cara untuk kembali menjalankan bisnis agar tak makin terpuruk.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Bantuan pemerintah untuk BUMN.
Foto: Republika
Bantuan pemerintah untuk BUMN.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Toto Pranoto mengatakan, bantuan pemerintah sebesar Rp 143,63 triliun kepada perusahaan pelat merah tak lepas dari kondisi sulit yang sedang dialami BUMN saat ini. Dana sebesar Rp 143,63 triliun dibagi menjadi tiga kategori, yakni untuk pencairan utang pemerintah kepada BUMN, penyertaan modal negara (PMN), dan dana talangan.

Toto mengatakan, keputusan pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 Tahun 2020 tentang program pemilihan ekonomi nasional (PEN) merupakan wujud dukungan pemerintah kepada BUMN. "Saya kira secara umum beberapa korporasi pelat merah ini kesulitan karena Covid-19, apalagi ada PSBB sehingga ada yang membutuhkan dana talangan untuk menghidupkan kembali saat PSBB berakhir dan masuk ke new normal," ujar Toto saat diskusi daring di Jakarta, Selasa (9/6).

Toto menilai BUMN harus memikirkan cara untuk kembali menjalankan bisnis agar tidak makin terpuruk akibat pandemi. Toto mengambil contoh PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI yang menghentikan operasi perjalanan kereta cukup lama sehingga tidak mampu meraih pendapatan. Toto menilai KAI dapat memanfaatkan dana talangan sebesar Rp 3 triliun untuk memenuhi kewajiban perusahaan.

"KAI berhenti operasi cukup lama sehingga mereka bisa mendapat pendapatan, tapi mereka juga masih butuh financing, operasional, memiliki kewajiban untuk membayar karyawan," ucap Toto.

Selain KAI, ada PT Krakatau Steel (Persero) yang mendapat dana talangan sebesar Rp 3 triliun. Toto berharap dana talangan dapat dimanfaatkan Krakatau Steel untuk meneruskan capaian positif perusahaan yang sudah berhasil melakukan restrukturisasi.

"Krakatau Steel melakukan restrukturisasi besar-besaran dan mereka kembali ke core bisnis. Kita meliat laporan keuangan triwulan I hasilnya positif. Itu model restrukturisasi yang dilakukan mendapatkan hasil yang bagus," kata Toto menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement