Jumat 02 Oct 2020 14:27 WIB

Persaingan Wartawan di Lapangan: Bobol Berita di Singapura

Kami tertipu wartawan senior yang melanggar membuat berita.

Red: Karta Raharja Ucu
M Subroto, Jurnalist Republika
Foto: dok. Republika
M Subroto, Jurnalist Republika

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Subroto, Jurnalis Republika

Wartawan selalu ingin beritanya lebih bagus dibandingkan media lain. Bahkan kalau bisa eksklusif sendiri, orang lain tak dapat berita atau wawancaranya.

Karena itu wartawan, kendati sering runtang-runtung bersama-sama tapi dalam hal mencari berita, atau menulis berita berusaha untuk berbeda. Jika peristiwanya sama, anglenya mencari yang lebih bagus, lebih maju, dan lebih eksklusif.

Persaingan antarwartawan makin ketat jika medianya juga bersaing di pasar yang sama. Persaingan itu bisa ‘berdarah-darah’ di lapangan. Istilahnya saling membobol berita.

Kadang persaingan itu melintasi batas-batas pertemanan. Sebagai sesama wartawan berteman, tapi dalam urusan mendapatkan berita itu soal lain.

Tahun 2002 aku berangkat liputan memenuhi undangan Pemerintah Singapura bersama wartawan-wartawan media nasional dari Jakarta. Dibanding wartawan yang lain, aku termasuk yang paling junior waktu itu.

Kegiatan di Singapura cukup padat. Selama tiga hari, tiap hari kami dibawa berkeliling mengenal lebih dekat Singapura. Kami menemui menteri, anggota parlemen, tokoh masyarakat, dan warga lokal.

Kami mengunjungi permukiman penduduk, tempat ibadah, dan tempat-tempat keramaian. Juga menikmati aneka kuliner dan lokasi-lokasi wisata.

 

 

 

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

  • 1 kali
  • 2 kali
  • 3 kali
  • 4 kali
  • Lebih dari 5 kali
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement