Kamis 18 Mar 2021 09:22 WIB

Ridwan Kamil tak Sepakat Rencana Impor Beras  

Ridwan Kamil menilai impor beras tidak tepat dilakukan saat masa panen.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Irfan Fitrat
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengkritik wacana impor beras yang digulirkan pemerintah pusat. Ia meminta pemerintah pusat lebih mengoptimalkan penyerapan hasil panen petani lokal.

Menurut Ridwan Kamil, sejak Januari lalu hingga Maret ini sawah di wilayah Jabar sudah ada yang dipanen. Dengan stok beras sebelumnya, ditambah yang akan panen, kata dia, diperkirakan ada persediaan beras mencapai sekitar 322 ribu ton. “Maka, kami memberikan usulan agar impor beras ditunda atau ditiadakan, sehubungan surplus panen,” kata gubernur yang akrab disapa Emil itu.

Hal itu disampaikan Emil seusai melakukan pertemuan secara virtual dengan Gabungan Kelompok Petani (Gapoktan) se-Jabar, Rabu (17/3). Emil meminta pemerintah pusat terlebih dulu melihat potensi panen petani lokal ketimbang melakukan impor. Apabila impor dilakukan saat masa panen, kata dia, dikhawatirkan harga gabah atau beras akan anjlok.

Jika itu sampai terjadi, petani akan dirugikan. “Masa sudah beras banyak, impor pula. Kalau posisinya sedang krisis beras, saya kira masuk akal (impor). Tapi, ini kan sedang surplus. Jangan sampai kebijakan impor beras ini menghantam kesejahteraan petani,” kata dia.

Menurut Emil, dari penuturan petani di wilayah Cirebon, ada penurunan serapan hasil panen oleh Bulog. Dari yang biasanya mencapai 130 ribu ton, menjadi sekitar 21 ribu ton. Ia berharap penyerapan hasil panen petani dioptimalkan. “Kami mengusulkan ke pemerintah agar menunda impor beras. Maksimalkan saja produksi Jabar yang melimpah,” ujarnya.

Umroh plus wisata ke mana nih, yang masuk travel list Sobat Republika di Tahun 2024?

  • Turki
  • Al-Aqsa
  • Dubai
  • Mesir
  • Maroko
  • Andalusia
  • Yordania
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
لِلْفُقَرَاۤءِ الَّذِيْنَ اُحْصِرُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ لَا يَسْتَطِيْعُوْنَ ضَرْبًا فِى الْاَرْضِۖ يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ اَغْنِيَاۤءَ مِنَ التَّعَفُّفِۚ تَعْرِفُهُمْ بِسِيْمٰهُمْۚ لَا يَسْـَٔلُوْنَ النَّاسَ اِلْحَافًا ۗوَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ خَيْرٍ فَاِنَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيْمٌ ࣖ
(Apa yang kamu infakkan) adalah untuk orang-orang fakir yang terhalang (usahanya karena jihad) di jalan Allah, sehingga dia yang tidak dapat berusaha di bumi; (orang lain) yang tidak tahu, menyangka bahwa mereka adalah orang-orang kaya karena mereka menjaga diri (dari meminta-minta). Engkau (Muhammad) mengenal mereka dari ciri-cirinya, mereka tidak meminta secara paksa kepada orang lain. Apa pun harta yang baik yang kamu infakkan, sungguh, Allah Maha Mengetahui.

(QS. Al-Baqarah ayat 273)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement