Ahad 04 Apr 2021 20:20 WIB

Ini Cuaca di Perairan Indramayu Saat Tabrakan Kapal

Kapal nelayan KM Barokah Jaya menabrak kapal kargo besar di perairan utara Indramayu.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Ratna Puspita
Personel Basarnas melakukan komunikasi saat pencarian korban kapal Barokah Jaya yang tenggelam di Eretan Wetan, Indramayu, Jawa Barat, Minggu (4/4/2021). Kapal nelayan Barokah Jaya yang membawa 32 ABK tenggelam usai bertabrakan dengan kapal Habco Pioneer di perairan Indramayu, 15 orang selamat dan 17 orang anak buah kapal masih dalam pencarian.
Foto: Dedhez Anggara/ANTARA
Personel Basarnas melakukan komunikasi saat pencarian korban kapal Barokah Jaya yang tenggelam di Eretan Wetan, Indramayu, Jawa Barat, Minggu (4/4/2021). Kapal nelayan Barokah Jaya yang membawa 32 ABK tenggelam usai bertabrakan dengan kapal Habco Pioneer di perairan Indramayu, 15 orang selamat dan 17 orang anak buah kapal masih dalam pencarian.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Kapal nelayan KM Barokah Jaya menabrak kapal kargo besar MV Habco Pioneer di perairan utara Indramayu, Sabtu (3/4) sekitar pukul 16.45 WIB. Saat peristiwa itu terjadi, kondisi cuaca dilaporkan sedang cerah berawan.

Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kertajati, Kabupaten Majalengka, Devi Ardiyansyah, menjelaskan, berdasarkan analisa beberapa parameter cuaca saat kecelakaan kapal tersebut, terdapat daerah tekanan rendah di Samudera Hindia bagian barat daya Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur. Kondisi itu mempengaruhi pola angin, yaitu adanya daerah penyebaran angin (divergensi) di Laut Jawa bagian barat, termasuk wilayah perairan utara Indramayu dan sekitarnya.

Baca Juga

Devi mengatakan, adanya daerah penyebaran massa udara tersebut menyebabkan berkurangnya potensi pembentukan awan-awan konvektif di wilayah tersebut. Keadaan atmosfer labil dan kelembapan udara yang cukup basah pada lapisan menengah hingga atas, tetapi kurang basah pada lapisan bawah.

Hal itu kurang berkontribusi dalam pertumbuhan awan konvektif signifikan di wilayah tersebut. "Citra satelit awan IR Enhanced Himawari-8 menunjukkan tidak terlihat adanya pertumbuhan awan konvektif signifikan di wilayah perairan utara Indramayu, dengan kecenderungan kondisi cuaca cerah berawan hingga berawan," kata Devi kepada Republika, Ahad (4/4).

Sedangkan angin di wilayah perairan utara Indramayu, umumnya dari Barat-Utara dengan kecepatan berkisar 0-10 knot. Tinggi gelombang berkisar 0-1.25 meter dan arus laut ke Timur dengan kecepatan 5-45 cm/detik.

Seperti diketahui, kapal nelayan KM Barokah Jaya menabrak kapal kargo besar MV Habco Pioneer di perairan utara Indramayu, Sabtu (3/4) sekitar pukul 16.45 WIB. Akibat peristiwa itu, 17 anak buah kapal (ABK) KM Barokah Jaya hilang dan 15 ABK selamat.

Upaya pencarian yang dilakukan tim SAR gabungan kemudian menemukan dua dari 17 korban yang hilang, Ahad (4/4) pagi. Keduanya ditemukan meninggal dunia.

Kepala Kantor SAR Bandung, Deden Ridwansah, menyebutkan, dari dua korban yang ditemukan meninggal dunia itu, yang pertama ditemukan pada Ahad (4/4) pukul 07.00 WIB tersangkut di jaring. Sedangkan satu korban lainnya ditemukan pada pukul 08.00 WIB di kapal KM Barokah Jaya, yang jaraknya 50 meter dari MV Habco Pioneer.

“Hingga Ahad (4/4) pukul 10.00 WIB, korban yang sudah ditemukan ada 17 orang, dengan rincian dua orang dalam keadaan meninggal dunia dan 15 orang ditemukan dalam keadaan selamat,” kata Deden. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement